Bupati Pamekasan Menginap di Rumah Warga
Sabtu, 26 April 2014 20:47 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Bupati Pamekasan, Jawa Timur Achmad Syafii, Minggu malam, bersama jajarannya menginap di rumah warga di desa terpencil di wilayah utara Pamekasan, yakni di Desa Sana Daya, Kecamatan Pasean.
Kegiatan menginap di rumah warga ini merupakan bagian dari program "Bupati Mengajak Membangun Desa (Bunga Bangsa)" yang dicanangkan Bupati Achmad Syafii sejak ia yang bersangkutan memimpin Pamekasan mulai April 2013.
"Kegiatan menginap di rumah warga ini, untuk mendekatkan hubungan dengan masyarakat, sekaligus melakukan serap aspirasi dan informasi secara langsung kepada masyarakat," kata Achmad Syafii, Minggu malam.
Beragam kegiatan digelar dalam acara Bunga Bangsa yang digelar di Desa Sana Daya, Kecamatan Pasean, Pamekasan. Antara lain pemeriksaan dan pengobatan gratis, layanan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), serta layanan pengobatan hewan gratis.
Program Bunga Bangsa di Desa Sana Daya, Kecamatan Pasean, Pamekasan ini merupakan kali ketiga, sejak Achmad Syafii menjabat sebagai Bupati Pamekasan. Kegiatan pertama digelar di Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, dan kedua di Desa Palesanggar, Kecamatan Pegantenan.
Program Bunga Bangsa ini digelar setiap tiga bulan sekali, dengan sasaran desa terpenting dan desa tertinggal yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Bupati Achmad Syafii menyatakan, selain untuk menyerap informasi dengan masyarakat, program Bunga Bangsa ini juga dimaksudkan sebagai salah upaya pemerataan pembangunan di Kabupaten Pamekasan. Sebab, selain melakukan serap informasi, pemkab juga memberikan bantuan program pembangunan infrastruktur, bekerja sama dengan TNI.
Selama berada di Desa Sana Daya, bupati juga berdialog dengan masyarakat setempat, terkait berbagai program pembangunan desa, serta berbagai kebutuhan masyarakat terkait pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan.
Desa Sana Daya merupakan salah satu desa tertinggal di Kecamatan Pasean, Pamekasan. Akses jalur lalu lintas menuju desa ini sangat sulit karena banyak jalan yang rusak. Desa berpenduduk sekitar 4.000 orang lebih yang terdiri dari 10 dusun ini juga termasuk desa rawan bencana alam. (*)