Pedagang di Bojonegoro Perkirakan Harga Beras Naik
Rabu, 23 April 2014 12:24 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memperkirakan harga beras akan segera naik karena masa panen padi di daerah tersebut dan Tuban sudah hampir selesai.
"Harga beras kemungkinan segera akan naik, sebab biasanya kalau panen tanaman padi selesai mendorong harga beras naik," kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Aris, Rabu.
Berapa kenaikan harga beras yang akan terjadi, baik Aris, juga pedagang beras lainnya di pasar setempat Ny. Waris, mengaku belum tahu.
"Biasanya kenaikkan harga beras tidak terlalu tinggi, sebab ketika kemarau masih ada panen tanaman padi susulan di sepanjang Bengawan Solo di Bojonegoro dan Tuban," kata Aris, yang dibenarkan Ny. Waris.
Yang jelas, menurut Aris, harga beras baru panen asal Tuban saat ini berkisar Rp7.000-Rp7.200/kilogram.
"Tapi harga beras panenan baru di penggilingan padi dan petani sekitar Rp6.800/kilogram," kata seorang pedagang beras asal Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas, Ugin, menambahkan.
"Harga beras stabil dalam dua pekan terakhir. Tidak hanya beras panenan baru, tetapi juga beras poles produksi Tuban dan Bojonegoro," ujar Ny. Waris menimpali.
Sesuai data di Pasar Banjarjo dan Pasar Kota, harga beras poles berkisar Rp8.000-Rp9.000/kilogram, dan harga beras jatah keluarga miskin Rp6.500/kilogram.
Lebih lanjut Ny. Waris menjelaskan harga beras yang berlaku saat ini sudah mengalami penurunan berkisar Rp500-Rp.1.000/kilogram dibandingkan dengan harga beras 1,5 bulan lalu sebelum ada panen tanaman padi di Bojonegoro dan Tuban.
"Kenaikan rata-rata harga beras poles sekitar Rp500/kilogram, sedangkan beras panenan baru naiknya mencapai Rp1.000/kilogram," ujar pedagang beras lainnya, Ny. Erwina.
Dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, menjelaskan tanaman padi musim tanam (MT) II di daerahnya yang saat ini panen luasnya mencapai 70.000 hektare.
"Panen produksi padi kali ini tidak terganggu serangan hama wereng, bahkan kualitasnya juga bagus," katanya, menegaskan.
Ia menambahkan pihaknya menargetkan produksi tanaman padi di daerahnya naik menjadi 1,5 juta ton gabah kering giling (GKG)/tahun, yang biasanya hanya sekitar 1,2 juta ton gabah kering giling (GKG) per tahun.
"Usaha meningkatkan produksi padi kita lakukan dengan memberikan benih berkualitas, juga berbagai usaha lainnya," ucapnya. (*)