Gubernur Akui Material Bantuan Korban Kelud Kurang
Rabu, 2 April 2014 22:57 WIB
Kediri (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengakui jika ada permintaan dari Bupati yang lokasinya terdampak terkait dengan tambahan bantuan untuk warga korban erupsi Gunung Kelud (1.731 mdpl), 13 Februari 2014.
"Ada surat dari Bupati minta tambahan genteng dan asbes, karena ada kekurangan," katanya ditemui saat melantik Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dan Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah di gedung DPRD Kota Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, Pemprov Jatim tidak pernah lepas tangan soal penanganan dan pemberian bantuan ke warga korban erupsi Gunung Kelud. Bahkan, masalah bencana itu juga dijadikan sebagai bencana Provinsi Jatim bukan nasional, sehingga Pemprov Jatim bertanggungjawab langsung menangani bencana tersebut.
Ia menyebut, sebenarnya dalam perbaikan rumah warga korban erupsi Gunung Kelud di tiga daerah, yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, yang mencapai sekitar 14 ribu rumah warga sudah selesai semua. Namun, terdapat warga yang memang merasa tidak cocok dan masih kurang dalam pembenahan, sehingga Bupati Kediri menulis surat minta tambahan bantuan.
Ia juga mengatakan, dalam perbaikan rumah warga yang menjadi korban erupsi Gunung Kelud, memang hanya difokuskan di rumah induk, dengan harapan bisa segera ditempati oleh pemilik rumah. Sementara, untuk teras ataupun bagian rumah lain tidak menjadi prioritas perbaikan saat itu. Hal itu juga berdasarkan usulan dari Universitas Brawijaya Malang yang memang diminta ikut terlibat dalam pembenahan rumah warga yang rusak.
"Ada yang rumah tidak terkena bencana ingin dibenahi. Kalau soal itu, nanti masuk di program rumah tidak layak huni," jelasnya.
Ia berharap, dengan kebijakan-kebijakan tersebut, warga yang terdampak erupsi Gunung Kelud bisa lebih bersemangat kembali menata kehidupan pereekonomian mereka.
Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, erupsi pada Kamis (13/2). Tiga daerah tertimpa langsung dampak erupsi itu, yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Akibat erupsi itu, ribuan warga mengungsi, ribuan rumah rusak, dan ribuan hektare lahan pertanian juga rusak. Sampai saat ini, status Gunung Kelud juga masih waspada, dengan radius 3 kilometer harus steril dari aktivitas warga.
Di Kabupaten Kediri sendiri, terdapat sekitar 12 ribu rumah warga yang rusak akibat erupsi Gunung Kelud itu, yang tersebar di empat kecamatan terdampak langsung, yaitu Kecamatan Ngancar, Plosoklaten, Kepung, dan Puncu. (*)