Bojonegoro Usulkan Petani Korban Banjir Peroleh Bantuan
Senin, 17 Februari 2014 13:49 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), mengusulkan Kepada Kementerian Pertanian agar petani korban banjir luapan Bengawan Solo dengan tanaman padi seluas 4.541,63 hektare memperoleh bantuan benih.
"Usulan petani korban banjir agar memperoleh bantuan sudah kami sampaikan kepada Kementerian Pertanian pekan lalu. Kalau memperoleh persetujuan biasanya besarnya bantuan 25 kilogram per hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, Senin.
Ia menjelaskan petani yang diusulkan memperoleh bantuan benih tersebut sesuai data yang diterima dari kelompok tani di Kecamatan Baureno, Balen, Kota, Kanor, Dander, Kapas, Trucuk, yang tanaman padinya dilanda banjir akhir Desember 2013 lalu.
"Data petani yang diusulkan memperoleh bantuan itu berasal dari kelompok tani yang langsung melakukan verifikasi tanaman padi terdampak banjir di lapangan," katanya, menegaskan.
Ia menyebutkan tanaman padi dengan luas 4.541,63 hektare yang diusulkan memperoleh bantuan benih tersebut menurun dibandingkan dengan data ketika terjadi banjir yaitu tanaman padi yang terdampak banjir mencapai 6.321 hektare.
"Petani yang tidak diusulkan memperoleh bantuan benih ya memang tanaman padinya tidak rusak ketika dilanda banjir," ujarnya.
Selain tanaman padi, katanya, juga diusulkan memperoleh bantuan yaitu petani yang menanam jagung seluas 216,25 hektare di Kecamatan Baureno, Kanor, Dander, dan Trucuk, kacang hijau 0,25 hektare di Kecamatan Purwosari dan cabai 23 hektare di Kecamatan Kanor.
"Petani yang tanaman jagungnya, kacang hijau dan cabai yang rusak diterjang banjir juga kami usulkan memperoleh bantuan. Soal disetujui atau tidak kami belum tahu," jelasnya.
Bupati Bojonegoro Suyoto, sebelumnya, menjelaskan pemkab mengusahakan petani yang tanaman padinya rusak akibat banjir bisa memperoleh bantuan benih dan biaya garap.
"Pemkab mengusahakan petani bisa memperoleh bantuan agar bisa segera menanam padi kembali setelah tidak ada lagi ,ancaman banjir Maret ini," ujarnya. (*)