UPT Bengawan Solo Keluarkan Air Waduk Pacal
Sabtu, 25 Januari 2014 8:33 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) -Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, mengeluarkan air Waduk Pacal sebesar 5.000 liter/detik untuk mengairi areal pertanian seluas 12.567 hektare sejak dua hari lalu.
"UPT Bengawan Solo menyetujui mengeluarkan air Waduk Pacal atas permintaan petani di daerah irigasinya yang membutuhan air," kata Kepala Dinas Pengairan Pemkab Bojonegoro Edy Susanto, Sabtu.
Ia menjelaskan areal pertanian seluas 12.567 hektare tersebut, di antaranya, tanaman palawija seluas 802 hektare dan seluas 11.765 hektare merupakan tanaman padi dengan rata-rata usia sekitar 30 hari, sehingga masih membutuhkan air.
Selain itu, katanya, para petani di daerah irigasinya juga baru ada yang sedang menebar benih, sehingga sama juga membutuhkan air.
"Air hujan tidak mencukupi kebutuhan tanaman padi petani, sebab di wilayah setempat hujan yang turun hanya gerimis dalam beberapa hari terakhir," jelasnya.
Ia merinci pendistribusian air Waduk Pacal di wilayah timur sebesar 1.100 liter/detik untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi seluas 1.387 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, Kepohbaru, dan sebagian Sumberrejo.
Di wilayah tengah, katanya, terdapat tanaman padi seluas 7.420 hektare di sebagian desa di Kecamatan Sumberrejo, Kanor dan Balen, memperoleh pasokan air 2.968 liter/detik.
Sementara itu, di wilayah barat terdapat tanaman padi seluas 1.958 hektare di Kecamatan Kapas dan Sukosewu, memperoleh pasokan 1.958 liter/detik.
"Sesuai permintaan petani air Waduk Pacal dikeluarkan selama lima hari," katanya, menegaskan.
Sesuai data di Dinas Pengairan setempat, posisi debit air Waduk Pacal di Desa Kedungasumber, Kecamatan Temayang, sebelum air dikeluarkan untuk ketinggian air pada papan duga mencapai 112,100 meter dengan debit sekitar 13,717 juta meter kubik.
"Air yang bisa tertampung di Waduk Pacal terhitung masih sedikit dibandingkan tahun lalu yang dalam waktu bersamaan air di Waduk Pacal sudah penuh," jelasnya.
Waduk Pacal yang dibangun Belanda 1933 pada awalnya mampu menampung air hujan 42 juta meter kubik/detik, namun karena faktor usia dan tingginya sedimen yang masuk ke dalam waduk, maka daya tampungnya menyusut hanya separuhnya.(*)