460 Proposal PKM ITS Raih Hibah Dikti
Jumat, 31 Januari 2014 14:27 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 460 dari 1.407 proposal Program Kreatif Mahasiswa (PKM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) meraih hibah penelitian dari Direktorat Jendral pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemdikbud.
"Kami kembali meraih predikat terbanyak dalam jumlah proposal PKM yang didanai Ditjen Dikti," kata Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni ITS, Dr Ir Bambang Sampurno MT, di Surabaya, Jumat.
Jumlah tersebut menempati urutan pertama yang kemudian disusul dengan Universitas Gajah Mada (UGM) dengan jumlah proposal yang sama. Di urutan ketiga diduduki oleh Universitas Jember (Unej) dengan 359 proposal yang terdanai.
Sementara itu, Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Airlangga (UA) berada di posisi keempat dan kelima dengan jumlah masing-masing sebanyak 331 dan 238 proposal.
"Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 547 proposal, namun hal tersebut memang wajar, sebab telah terjadi peningkatan standar penilaian yang dilakukan di lingkup kampus," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya lebih optimistis untuk menjadi juara bertahan PIMNAS XXVII dengan segi kualitas.
Ke-460 jumlah proposal yang terdanai tersebut terdiri dari 33 PKM Penerapan Teknologi (PKM-T), 56 PKM Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), 78 PKM Kewirausahaan (PKM-K), 148 PKM Penelitian (PKM-P) dan 145 PKM Karsa Cipta (PKM-KC).
"PKM KC-lah yang menjadi ujung tombak ITS untuk bertahan. Terlebih lagi tahun ini ITS juga menduduki urutan pertama dalam segi jumlah PKM KC," kata dosen program studi D3 Teknik Mesin ITS itu.
Selain itu, Bambang mengungkapkan bahwa terdapat tiga langkah strategis sebagai upaya ITS untuk mendukung mahasiswa. Ketiga langkah tersebut adalah optimasi pemberdayaan setiap jurusan yang ada di ITS untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam program-program seperti PKM.
Langkah kedua, menghimpun semua mahasiswa terutama penerima dana hibah untuk lebih meningkatkan intensitas penelitian dalam skala laboratorium dan pembimbingan kepada dosen penalaran.
Langkah ketiga, pembinaan secara internal dengan membentuk sistem monitoring dan evaluasi (monev) yang kreatif. "Monev kreatif inilah yang menjadi rahasia dapur ITS," katanya. (*)