Surabaya (Antara Jatim) - Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo adalah harga mati, yang idealnya direalisasikan sejak dini di tengah kian meningkatnya kemampuan ekonomi dan kebutuhan pasar penerbangan di Indonesia terhadap transportasi udara pada era kekinian. Bisa dikatakan, mau atau tidak maka salah satu infrastruktur yang diandalkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu membutuhkan upaya pengembangan yang berkelanjutan. Tujuannya, guna menampung permintaan masyarakat di Tanah Air seiring antara daya tampung dan jumlah penumpang yang hilir-mudik di sana memang tak sebanding. Tingginya pergerakan pesawat dan kepadatan penumpang di Bandara Internasional Juanda harus secepatnya disiasati, baik dengan pembangunan terminal dan jalur lintasan ganda. Apalagi, berdasarkan data Dinas Perhubungan dan LLAJ Provinsi Jatim jumlah penumpang di sana mencapai 16.222.248 penumpang selama tahun 2012, sedangkan kapasitas gedung terminalnya sebesar 6,5 juta. "Lalu, pada tahun 2013 angka jumlah penumpang di Juanda meningkat menjadi 17.601.581 orang," kata Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi. Untuk itu, pada pertengahan tahun 2013 Pemprov Jatim, bersama pemerintah daerah Sidoarjo, dan PT Angkasa Pura I (Persero) membahas serangkaian upaya guna mengantisipasi tantangan kepadatan penumpang di Juanda. Salah satunya, pengembangan Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo yang dinilai sejumlah kalangan telah melampaui kapasitas. Semester I/2013, kondisi gedung terminal bandara dalam proses renovasi. Dengan perluasan tersebut, mulai muncul secercah harapan bahwa bangunan itu tidak akan mengecewakan pasar penerbangan. Apalagi, ditargetkan perluasan itu mampu menambah daya tampung hingga 8 juta penumpang per tahun. Walau keberadaan kedua terminal mulai eksis melayani masyarakat, Wahid mengimbau, agar PT Angkasa Pura I (Persero) segera membahas rencana pembangunan gedung terminal tiga di bandara tersebut. Di sisi lain, diharapkan juga mampu secepatnya menambah jalur lintasan pesawat di wilayah kerja mereka. Landasan pacu baru itu, sesuai rencana dibangun sepanjang 3.600 meter. Sementara, panjang landasan pacu sekarang baru mencapai 3.000 meter. Mengenai modal pembangunan gedung terminal tiga dan landasan pacu baru, dananya diperkirakan mencapai sebesar Rp8 triliun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara, pengembangan bandara dilakukan badan usaha atau PT Angkasa Pura I (Persero) untuk Bandara Juanda. Tumbuhkan Ekonomi Meski pengoperasian terminal dua (T2) sempat batal dilakukan pada Hari Pahlawan yakni tanggal 10 November 2013 karena belum turunnya hasil verifikasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), semangat untuk memberi kepuasan bagi masyarakat agar tak ada "uyel-uyelan" atau berdesakan di Bandara Internasional Juanda tetap berkobar di benak para punggawa di PT Angkasa Pura I (Persero). Berdasarkan hasil verifikasi Kemenhub pada November lalu, terminal baru yang merupakan hasil pembangunan Bandara Juanda lama belum siap digunakan. Di samping itu, sampai sekarang pihak pengelola bandara juga masih menanti kapan hasil verifikasi tersebut keluar, dan hal tersebut ditunggu dengan mengambil langkah guna lebih fokus mengoptimalkan terminal 1 (T1) untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada libur Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. "General Manager" PT Angkasa Pura I (Persero), Trikora Harjo menyatakan, urgensi perluasan gedung terminal dan landasan pacu di Juanda merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi. Penyebabnya, Bandara Internasional Juanda memegang peranan penting dalam mengangkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jatim. Selain itu, jalur transportasi udara dinilai sebagai akses utama di sektor tersebut. Di sisi lain, sampai sekarang masyarakat di penjuru Nusantara tetap menganggap bahwa pesawat merupakan alat angkutan paling diminati baik saat Lebaran maupun libur Natal dan Tahun Baru. Apalagi, pesawat dengan segala teknologi yang diusungnya memang memiliki waktu tempuh lebih cepat dibandingkan moda transportasi lain, misalnya, kapal laut dan kereta api. Oleh karena itu, dalam rencananya pembangunan gedung terminal 2 (T2) yang ditargetkan beroperasi pada bulan Februari 2014 siap dipakai untuk penerbangan asing dan Garuda Indonesia. Namun, sesuai perkembangannya maka AirAsia Indonesia dan Mandala Tigerair juga akan menempati terminal baru berkapasitas 6 juta penumpang per tahun. Areanya sendiri, berada di bekas terminal lama Bandara Internasional Juanda yang diratakan dan dibangun baru seluas 49.500 meter persegi. Untuk akses dari luar T2 berbeda dari T1, tetapi dari dalam akan ada akses langsung antarterminal pada masa mendatang. Bandara Internasional Juanda yang mengoperasikan T1 berkapasitas 6,5 juta penumpang per tahun berada di area seluas 62.700 meter persegi sudah mengalami kelebihan beban. Oleh sebab itu, pengoperasian T2 harus segera direalisasi walaupun jika dihitung kapasitas total antara T1 dan T2 hanya mencapai 12,5 juta penumpang atau belum mencukupi jumlah penumpang saat ini yang telah lebih dari 27 jutaan setiap tahun. Akan tetapi, rencana demi rencana pengembangan Bandara Internasional Juanda juga masih diutarakan oleh Angkasa Pura I yakni pembangunan terminal 3 (T3). Sebelumnya, pada tahun ini T1 akan didesain ulang supaya kapasitas penumpangnya bisa mengalami penambahan. Namun, kapasitas bandara bukan hanya tentang terminal semata melainkan landasan pacu dan area parkir pesawat, termasuk "taxiway". Solusi kepadatan penerbangan lainnya yakni penataan pembangunan landasan pacu kedua serta beragam fasilitasnya. Apresiasi Penumpang Kepadatan jumlah penumpang di Bandara Internasional Juanda juga terlihat dari 39 pergerakan pesawat per jam. Rata-rata pergerakan mencapai 337 pesawat per hari dengan kapasitas apron 31 unit pesawat di area seluas 158.606 meter persegi. Sementara, T2 rencananya memiliki apron seluas 72.554 meter persegi dengan kapasitas 15 pesawat. Pembangunan terminal yang siap beroperasi pada bulan kedua tahun ini telah dilakukan peletakan batu pertama pada Desember 2011. Lalu, konstruksi T2 yang mempunyai nilai investasi mencapai 94,6 juta dolar AS dari dana internal AP I sebagai pengelola memang telah dilakukan pada pertengahan tahun 2012. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, AP I melakukan kolaborasi strategis dengan Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan. Sinergi itu yakni mengusung konsep baru untuk area penyewaan komersial di kompleks bandara termasuk di Bandara Internasional Juanda. Pada tanggal 25 Oktober 2013, AP I juga sudah menandatangani perjanjian kerja sama komersial dengan 10 perusahaan pemenang tender yang akan menempati gerai di T2. Luas area yang akan ditempati oleh 10 perusahaan tersebut mencapai seluas 3.309 meter persegi dan rencananya diserahterimakan sekaligus "fitting out" pada waktu dekat. Di lain pihak, dari serangkaian upaya pengembangan yang dilaksanakan oleh AP I pada tahun 2013 Bandara Internasional Juanda memang tidak sia-sia. Apalagi tahun lalu Juanda meraih penghargaan "Airport of The Year 2013" dalam sebuah ajang yang diberikan "Bandara Award 2013". Penghargaan tersebut merupakan perolehan ketiga kalinya, yang pertama sempat diraih pada tahun 2011 dan kedua pada tahun 2012. "Keberhasilan Bandara Juanda meraih penghargaan itu adalah bukti bahwa layanan kami kepada masyarakat dan pengguna jasa memang maksimal," tukas Trikora. Sebelumnya, bandara itu juga pernah meraih penghargaan sebagai "ASEAN Airport of The Year" dalam ajang "ASEAN Commercial Aviation Awards Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA) 2013". Bahkan, "Best Performing Indonesian Airport of The Year" dalam "Frost and Sullivan Aerospace Award 2013". Dari berbagai prestasi yang diperoleh Bandara Juanda, pihaknya juga tak melupakan dukungan dari masyarakat. Hal itu diwujudkan melalui pemberian apresiasi kepada penumpang terakhir tahun 2013 dan penumpang pertama tahun 2014. Saat detik-detik pergantian tahun 2013 menuju 2014, ada dua orang penumpang memperoleh kejutan. Penumpang terakhir yang menggunakan jasa bandara itu adalah Leli, yang menumpang pesawat AirAsia QZ8296 dengan penerbangan dari Kuala Lumpur pada pukul 23.50 WIB. Ibu tersebut sekaligus menjadi penumpang ke-17.601.581 di Bandara Juanda dan berhak mendapatkan cendera mata sebagai ucapan terima kasihnya. Selain penumpang terakhir, penumpang pertama pada tahun 2014 juga memperoleh apresiasi dari AP I. Ia adalah Yudi Barleani yang menumpang pesawat AirAsia QZ7689 dari Kuala Lumpur pada pukul 00.35 WIB. Ia berharap, berbagai apresiasi yang diberikan kepada penumpang tidak menurunkan minat masyarakat memanfaatkan Bandara Internasional Juanda. Akan tetapi, bisa semakin meningkat dan mengoptimalkan beragam fasilitas yang disiapkan di wilayah kerjanya. Hal tersebut selalu berjalan seirama antara pengembangan bandara dan komitmen pengelola dalam memenuhi keinginan pasar pada masa mendatang.(*)
Berita Terkait
Terminal Madiun gelar tes urine sopir hadapi angkutan Natal-tahun baru
10 Desember 2025 23:00
Pemeriksaan kelaikan pengemudi bus di Madiun
10 Desember 2025 17:54
Terminal Petikemas Surabaya identifikasi potensi risiko melalui BCMS
10 Desember 2025 17:33
SPTP pastikan terminal peti kemas Bagendang beroperasi meski ada demo
10 Desember 2025 07:56
TTL pastikan kesiapan operasional sambut Natal dan Tahun Baru
9 Desember 2025 22:05
Terminal Petikemas Surabaya budidaya 10 ribu bibit mangrove
9 Desember 2025 20:56
Pelindo Regional 3 pastikan 21 terminal siap layani angkutan Nataru
9 Desember 2025 14:47
Tim gabungan Dishub Kediri lakukan ramp check di terminal tamanan
8 Desember 2025 22:18
