Tanggul Bengawan Solo di Bojonegoro Masih Bocor
Rabu, 18 Desember 2013 15:14 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) masih bocor, bahkan bocoran air Bengawan Solo yang semula hanya di satu lokasi berkembang menjadi tiga lokasi.
"Petugas Balai Besar Bengawan Solo di Solo yang datang ke lokasi merencanakan untuk memperbaiki tanggul Kanor yang bocor," kata Camat Kanor Supi Haryono, di lokasi kejadian, Rabu.
Sesuai rencana, katanya, di lokasi tanggul yang bocor di tiga lokasi yang panjangnya puluhan meter akan dipasang "sesek" untuk selanjutnya baru ditutup dengan karung yang diiisi pasir.
"Saat ini pasir yang akan dimanfaatkan untuk menutup tanggul sudah berada di lokasi," jelasnya.
Ia menyebutkan sekitar 600 personel gabungan terdiri dari masyarakat, SAR, Kodim 0813, Kepolisian Resor (Polres), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan jajaran pemkab berada di lokasi bergotong royong mengisi pasir ke dalam karung.
"Tanggul yang bocor di tiga lokasi sekarang airnya menjadi satu dengan perkiraan besarnya berkisar 300-400 liter/detik," ujarnya.
Dimintai konfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Bojonegoro Andik Tjandra menjelasakan bertambahnya bocoran air di tanggul Bengawan Solo di Kanor, disebabkan air banjir mengerus dasar tanggul melalui bawah pondasi.
"Tanggul bisa jebol kalau tidak diusahakan bocoran tanggul airnya diperkecil, sebab air banjir terus menerus mengerus dasar tanggul," katanya.
Menurut Supi, bocoran air Bengawan Solo di tanggul Kanor mulai menggenangi pemukiman warga dan ratusan hektare areal tanaman padi di sekitarnya.
"Air mulai masuk pekarangan warga, tapi belum masuk ke dalam rumah," ujarnya.
Ia juga menjelaskan tanggul di Kali Inggas, anak sungai Bengawan Solo di Desa Kedungprimpen, Kecamatan Kanor, jebol sekitar 60 meter, Rabu pagi.
Akibat jebolnya tanggul Kali Inggas, menurut dia, air banjir merendam sekitar 1.100 hektare lebih areal tanaman padi dengan usia sekitar 70 hari di Desa Kedungprimpen, Temu, dan Kedungarum, Kecamatan Kanor.
"Alat berat 'backhoe' yang berada di lokasi tidak bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki tanggul, sebab arus air di tanggul yang jebol cukup deras," tandasnya.
Data di BPBD setempat, genangan banjir luapan Bengawan Solo merendam 143 desa yang tersebar di 15 kecamatan, di antaranya, Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Dander, Kota, Kapas, Balen, Kanor dan Baureno.
Warga yang terkena dampak banjir sebanyak 8.482 kepala keluarga, di antaranya, 1.675 jiwa mengungsi. Banjir juga merendam areal tanaman padi seluas 4.860 hektare dan palawija 661 hektare dengan perkiraan kerugian mencapai Rp6,327 miliar lebih. (*)