Pemkab Bojonegoro Pasok Air Secara Bergilir
Senin, 14 Oktober 2013 12:43 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemkab Bojonegoro, Jatim, memasok air bersih secara bergilir kepada 12.664 kepala keluarga (KK) atau 47.030 jiwa di 15 kecamatan yang mengalami krisis air bersih sejak sebulan terakhir.
"Pendistribusian air bersih kami utamakan kepada warga yang belum memperoleh pasokan air bersih. Warga yang sudah pernah memperoleh pasokan air bersih tetap bisa memperoleh pasokan kembali, tapi pelaksanaannya menunggu pasokan lainnya rampung," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Disnakertransos Bojonegoro, Dwi Harningsih, Senin.
Ia menjelaskan pihaknya memasok air bersih kepada warga yang kesulitan air bersih dengan memanfaatkan tiga truk tangki air yang masing-masing kapasitasnya 5.000 liter. Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga melakukan hal yang sama dengan memanfaatkan dua truk tangki.
"Kami melengkapi warga yang daerahnya mengalami kekeringan dengan 140 tandon air yang kapasitasnya masing-masing tandon sekitar 2.000 liter, kata Kepala BPBD Bojonegoro Amir Syahid, menambahkan.
Keberadaan tandon air, katanya, cukup bermanfaat, sebab pendistribusian air bisa ditempatkan di tandon dan warga hanya tinggal mengambil.
"Kalau tidak ada tandon air warga harus mengantre di truk tangki, sehingga bagian pendistribusian air juga harus menunggu," ujarnya.
Menjawab pertanyaan, Dwi memperkirakan jumlah warga yang kesulitan air bersih masih akan bertambah karena hujan masih belum turun.
"Kebiasaan di tahun-tahun lalu pendistribusian air bersih masih terus berlangsung sampai Desember, meskipun hujan sudah mulai turun," jelasnya.
Sesuai data di BPBD setempat, wilayah terparah yang mengalami krisis air bersih yaitu lima desa di Kecamatan Sugihwaras dengan jumlah warga terdampak mencapai 10.000 jiwa lebih. Selain itu, enam desa di Kecamatan Ngasem dan empat desa di Kecamatan Ngraho.
"Pemkab berusaha merealisasikan pembangunan 1.000 embung yang merupakan salah satu usaha mengatasi terjadinya kekeringan di musim kemarau," jelasnya. (*)