BPBD Bojonegoro Hentikan Pasokan Air 15 November
Selasa, 13 November 2012 13:07 WIB
Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menghentikan pasokan air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan sesuai tanggap darurat yang dikeluarkan Bupati Bojonegoro, Suyoto, pada 15 November.
Sekretaris BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, Selasa, mengatakan dengan pencabutan tanggap darurat bencana kekeringan berarti pasokan air bersih dengan empat truk tangki ke wilayah yang mengalami kekeringan terakhir kali pada 15 November.
Penentuan jadwal itu, lanjutnya, mengacu prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso Malang untuk daerah Bojonegoro dan sekitarnya musim hujan mulai pertengahan November.
"Hanya saja saat ini masih ada beberapa daerah yang masih kesulitan air bersih, seperti Desa Pagerwesi dan Kanten di Kecamatan Trucuk, sebab hujan yang turun masih belum deras," katanya menjelaskan.
Oleh karena itu, ia menyatakan masih akan melakukan evaluasi kembali penghentian pasokan air bersih setelah tanggap darurat bencana kekeringan dicabut.
"Kalau memang tanggap darurat dicabut masih ada masyarakat kesulitan air bersih bisa jadi tetap dilayani," ucapnya.
Ia menjelaskan pelayanan pasokan air bersih kepada warga, memanfaatkan empat truk tangki dengan kamampuan 12 truk tangki/ hari. Satu tangki berisi sekitar 5.000 liter air.
"Disnakertransos dan sebuah perusahaan minyak di Bojonegoro, juga ikut memasok air bersih," katanya menjelaskan.
Ia menyebutkan saat ini warga yang mengalami kesulitan air bersih mencapai 21.541 kepala keluarga (KK) atau 84.699 jiwa yang tersebar di 64 desa di 17 kecamatan.
Kekekeringan tahun ini, lanjutnya, jauh lebih parah dibandingkan kekeringan tahun lalu yang hanya melanda 49 desa di 17 kecamatan.
Sementara ini, lanjutnya, wilayah yang mengalami kekeringan terparah, di antaranya di Kecamatan Temayang, Kedungadem, Sugihwaras, Ngasem, juga kecamatan lainnya.
"Pemkab akan berusaha memperbanyak pembuatan "geomembrane" atau tampungan air di sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan," kata Kepala BPBD Kasiyanto menambahkan. (*)