Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) Syamsiar Kautsar menciptakan kapal katamaran yang dapat bekerja secara otomatis sebagai pendeteksi limbah industri. "Selama ini, pihak Badan Pengendali Lingkungan harus masuk ke aliran sungai berlimbah dan juga seringkali ketahuan pemilik industri pencemar," katanya kepada Antara di Surabaya, Rabu. Oleh karena itu, mahasiswa semester 8 PPNS itu pun mengembangkan tugas akhir dari dosen untuk pertukaran data jarak jauh antara komputer/laptop ke mikrokontroler. "Saya mengembangkan tugas akhir itu menjadi aplikatif dengan membuat program Delphi 6.02 dalam komputer/laptop yang 'connect' dengan kapal katamaran bio-waste," katanya. Mahasiswa Program Studi Otomasi pada Jurusan Teknik Kelistrikan PPNS itu menjelaskan program dalam laptop itu dapat mengendalikan dan menerima data dari kapal katamaran bio-waste dalam jarak 300 meter. "Dengan begitu, kapal itu dapat bekerja secara otomatis untuk mengambil sampel air sungai yang diduga mengandung limbah berbahaya, lalu air sampel itu diteliti di laboratorium," katanya. Hal itu, katanya, terjadi karena pergerakan kapal katamaran bio-waste itu dikendalikan dari jauh melalui program Delphi 6.02 di dalam laptop itu, termasuk saat mengambil air 250 mililiter. "Karena itu, peneliti dari Badan Pengendali Lingkungan tidak perlu bersusah payah terjun ke sungai atau menggunakan rakit untuk mengambil air sampel yang justru mudah ketahuan," katanya. Ia menambahkan karyanya yang selesai dalam empat bulan dengan biaya Rp7 juta itu merupakan kerja sama dengan rekannya. "Saya yang membuat sistem otomasi, sedangkan teman dari UKM perkapalan yang merancang kapal," katanya. Lomba Robot Selain menciptakan kapal pendeteksi limbah industri dari jarak jauh, Syamsiar Kautsar yang berasal dari Probolinggo itu bersama dua rekannya Soni Senjaya dan Zindu Maulana Ahmad Putra telah merancang robot "Dewa Ruci" yang menjuarai Lomba Robot Nasional (Baronas) II pada 18 Mei lalu. "Ada 169 tim dari tingkat SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi se-Indonesia yang berlaga di Gedung Robotika ITS. Alhamdulillah, kita menang pada level mahasiswa yang diikuti 38 tim robot dari sejumlah perguruan tinggi," katanya. Mahasiswa angkatan 2009 itu bersama rekannya, Soni (angkatan 2011) dan Zindu (2012) mengaku tidak menyangka dapat melibas tim ITB, UGM, dan tuan rumah ITS, bahkan jawara robot dari PENS. Bahkan, hasil kerja keras selama tiga pekan itu akhirnya membuahkan hasil yang menggembirakan yakni menjadi juara pertama Lomba Robot Nasional 2013 (Baronas 2013), sehingga mendapatkan Piala Wali Kota Surabaya. Dalam Baronas II-2013 itu, robot yang bertarung menggunakan tema penghijauan hutan itu menguji kecepatan robot manual dan robot otomatis dalam menanam pohon cemara dan dua pohon pinus. "Alhamdulillah, Dewa Ruci yang merupakan nama yang mempunyai historical dengan semangat juang tinggi itu menjadi juara, meski kita dari anak perkapalan," tandasnya. (*)
Mahasiswa PPNS Ciptakan Kapal Otomatis Pendeteksi Limbah
Rabu, 22 Mei 2013 9:46 WIB
