Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 238 mahasiswa politeknik se-Indonesia mengikuti "National Polytechnic English Olympic" (NPEO) atau kompetisi debat Bahasa Inggris antar-politeknik tingkat nasional yang ke-13 di Surabaya pada 21-23 Mei. "Kali ini, PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) menjadi tuan rumah. Ada 50 dari 90 politeknik negeri dan swasta yang mengikuti kompetisi tahunan itu," kata Direktur PPNS Ir Muhammad Mahfud M.MT FRINA di Surabaya, Selasa. Didampingi sejumlah panitia NPEO yang dulunya dikenal sebagai "Polytechnic English Debate Competition" (PEDC) itu, ia menjelaskan 49 politeknik yang mengikuti kompetisi itu terdiri dari 38 politeknik negeri dan 12 politeknik swasta. "Setiap politeknik mengirimkan satu grup yang setiap grup ada sembilan mahasiswa, namun tidak semua politeknik mengirimkan sembilan mahasiswa, terutama politeknik yang tergolong baru, karena itu total peserta yang datang ke Surabaya mencapai 238 mahasiswa," katanya. NPEO sendiri meliputi empat jenis lomba yakni English Debating, Public Speaking, Newscasting, dan Storytelling. "Setiap peserta jenis lomba itu diberi topik yang diperoleh secara undian, namun topik itu tidak jauh dari masalah teknologi. "Kami sendiri merasakan Bahasa Inggris itu penting bagi mahasiswa politeknik, meskipun kami sudah mensyaratkan TOEFL 475, namun kebiasan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris itu sangat mendukung profesi, apalagi bila mereka pada perusahaan asing," katanya. Buktinya, juara-juara dari tim PPNS selalu mendapatkan pekerjaan yang baik pada perusahaan asing. "Mereka yang mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris itu langsung mendapatkan posisi manajer di perusahaan asing," katanya. Oleh karena itu, NPEO yang sepintas tidak berkaitan langsung dengan politeknik itu tetap penting, karena kemampuan berkomunikasi dan kemampuan berbahasa Inggris itu sangat dibutuhkan dalam dunia kerja, terutama pekerjaan di perusahaan asing. "Bahkan, PPNS menerapkan English Zona pada kawasan PPNS pada setiap hari Jumat pada jam 7-9, baik untuk dosen, karyawan, maupun mahasiswa. Kami juga mengikutkan manajemen pada kursus Bahasa Inggris pada hari-hari tertentu dalam seminggu," katanya. Ditanya target dalam NPEO 2013, ia mengaku tidak mematok target juara umum, namun mahasiswanya bisa menjuarai salah satu dari empat jenis lomba yang ada. "Target kami juga bukan sekadar juara, tapi juara yang didapat dari cara-cara yang fair, karena kepentingan kita bukan sekadar juara, tapi kemampuan yang didapat akan bermanfaat untuk profesi," katanya. Dalam memeriahkan NPEO 2013 yang diikuti ratusan mahasiswa politeknik se-Indonesia itu, PPNS juga memajang berbagai karya mahasiswa, di antaranya alat penyambung pipa secara sederhana tapi kuat, kapal pendeteksi limbah industri, dan robot "Dewa Ruci" yang menjadi juara pertama Lomba Robot Nasional (Baronas) 2013. (*)
Berita Terkait
Magetan-Politeknik ATK Yogya tandatangani kesepakatan Akademi D3 Kulit
6 November 2025 05:28
Taruna PPI Madiun mendapat bekal wawasan kebangsaan dari Korem 081/DSJ
16 Oktober 2025 06:04
Polinema hibahkan 1.500 penelitian mahasiswa ke industri dan UMKM
26 Agustus 2025 18:52
Pelajar Sekolah Rakyat di Kota Malang menjalani tes kesehatan
14 Juli 2025 14:35
Polinema tekankan hasil riset hadirkan manfaat bagi masyarakat
10 Juni 2025 16:42
Menteri Brian mendorong peran vokasi pacu proses industrialisasi RI
4 Juni 2025 11:24
Politeknik Ubaya gandeng GMEI-MKKS swasta gelar pelatihan menulis
6 Februari 2025 17:16
Forum "Kajur" Teknik Sipil Politeknik se-Indonesia studi di Banyuwangi
30 Oktober 2024 23:02
