Mendikbud : PNM Bertujuan Redistribusi Pusat Unggulan Pendidikan
Sabtu, 11 Mei 2013 17:52 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyatakan bahwa perubahan status swasta Politeknik Madiun menjadi Politeknik Negeri Madiun (PNM) adalah untuk redistribusi pusat unggulan di bidang pendidikan vokasi di Jawa Timur.
"Selama ini, pusat unggulan pendidikan berada di kota besar seperti Surabaya dan Malang. Hal itu yang ingin dihapus oleh pemerintah pusat," ujar Mohammad Nuh seusai acara peresmian Politeknik Negeri Madiun di Kota Madiun, Sabtu.
Menurut dia, terdapat beberapa target kemudahan dengan berubahnya status Politeknik Madiun yang sebelumnya swasta ke negeri. Di antaranya, akses yang lebih mudah kepada anak-anak muda yang berasal dari daerah untuk mendapatkan pendidikan tinggi.
"Sehingga, anak-anak muda tersebut tidak harus keluar daerah untuk sekolah. Selain itu, PNM juga menumbuhkan kebanggaan bagi warga Madiun dan sekitarnya," kata Nuh.
Keberadaan Politeknik Negeri Madiun tersebut akan melengkapi politeknik sebelumnya di Jawa Timur. Selain Madiun, pemerintah sebelumnya telah membangun Politeknik Negeri Banyuwangi dan Madura.
Nuh menjelaskan, redistribusi pusat unggulan pendidikan tersebut merupakan salah satu investasi Bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar pada tahun 2045 mendatang. Dimana, pada masa itu, Indonesia akan membutuhkan sebanyak 130 juta tenaga terampil.
"Sebanyak 130 juta tenaga terampil itu harus dipersiapkan jauh-jauh hari mulai dari sekarang. Tidak hanya di Madiun saja, namun juga di daerah lainnya di Indonesia. Walaupun saat ini jumlah mahasiswa di Politeknik Negeri Madiun baru 700 orang, namun kita punya impian untuk menjadi bangsa yang besar," ungkap Nuh.
Mantan Rektor ITS ini menyebutkan bahwa tanda-tanda Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar sangat jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus tujuh abadan yang dimulai sejak kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7.
"Pada masa kejayaannya, Kerajaan Sriwijaya telah didatangi oleh orang-orang dari India dan China untuk belajar. Hal tersebut menunjukkan betapa dasyatnya Kerajaan Sriwijaya. Lalu, pada abad ke-14 Indonesia terpuruk karena penjajahan Belanda dan saat ini abad ke ke-21 adalah masa-masa menuju 100 tahun Indonesia merdeka," terangnya.
Wakil Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto, mengatakan, Pemerintah Kota Madiun telah menyediakan lahan seluas 10 hektare untuk pengembangan Politeknik Negeri Madiun (PNM). Harapannya, politeknik ini akan menjadi pusat pendidikan vokasi unggulan untuk Jatim wilayah barat.
"Pendirian PNM akan membawa dampak positif bagi masyarakat, baik di bidang pendidikan, sosial, maupun bidang ekonomi. Untuk pengembangannya, Pemkot Madiun telah menyiapkan anggaran Rp6 miliar untuk membantu PNM selama dua tahun di awal penyelenggaraannya. Sedangkan pengembangan lain-lain sebesar Rp1 miliar," ujar Wakil Wali Kota Sugeng.
Upaya penegerian Politeknik Madiun telah berlangsung sejak tahun 2003. Sejak tahun 2012, statusnya menjadi negeri sesuai dengan Permendikbud Nomor 66 tahun 2012 tertanggal 29 Oktober 2012, tentang Pendirian, Organisasi, dan Tata Kerja Politeknik Negeri Madiun Dalam Berita Negeri RI. Adapun, PNM memiliki lima program studi, Administarsi Bisnis, Komputerisasi Akuntansi, Mesin Otomatif, Teknik Komputer Kontrol, dan Teknik Listrik. (*)