Bojonegoro Belum Miliki Dokter Spesialis Bedah Saraf
Jumat, 5 April 2013 15:59 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, Jatim, masih belum memiliki dokter spesialis bedah saraf dan patologi anatomi yang mengakibatkan pelayanan kepada pasien tidak bisa berjalan maksimal.
Direktur RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Sunhadi, Jumat, mengatakan, pasien yang harus menjalani bedah saraf masih harus dibawa ke Surabaya, tidak bisa dilayani di RSUD setempat.
Selain belum ada dokter spesialis bedah sarah, lanjutnya, RSUD juga belum memiliki peratan "CT Scan" yang berfungsi untuk mengetahui kondisi saraf pasien.
"RSUD baru akan membeli peralatan CT Scan tahun ini yang harganya mencapai Rp10 miliar melalui APBD 2013," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, keberadaan dokter spesialis bedah sarah juga spesialis patologi anatomi sangat dibutuhkan setelah RSUD memiliki peralatan CT Scan.
"Pengadaan dokter spesialis bedah saraf dan patologi anatomi tetap harus menunggu penerimaan pegawai negeri sipil (PNS). Tapi kalau saat ini ada kedua dokter spesialis itu kita akan melakukan kontrak, sebab keberadaannya sangat dibutuhkan," jelasnya.
Ia mencontohkan di RSUD setempat ada tiga dokter spesialis yaitu dokter spesialis bedah tulang, mata dan patologi yang bekerja berdasarkan kontrak.
Ia menyebutkan RSUD memiliki 30 dokter spesialis, namun jumlah dokter spesialis itu di antaranya masih kurang, seperti dokter spesialis jantung, paru-paru, kulit dan kelamin yang jumlahnya masing-masing baru ada satu.
"Idealnya di RSUD harus ada dua dokter spesialis yang sama, agar pelayanan kepada pasien bisa berjalan maksimal," jelas dia.
Bahkan, ia juga mengambarkan di RSUD yang sudah memiliki empat dokter spesialis penyakit dalam masih kewalahan melayani pasien, sebab selain melayani pasien di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, juga melayani pasien di RSUD Sumberrejo dan Padangan.
Ia menambahkan RSUD juga memiliki 17 dokter umum dan lima dokter gigi yang sementara ini sudah mencukupi untuk melayani pasien.
"Kalau jumlah dokter umum dan dokter gigi sudah mencukupi," ujarnya. (*)