Distan Bojonegoro Minta Petani Waspadai Wereng Coklat
Sabtu, 9 Maret 2013 10:40 WIB
Bojonegoro (AntaraJatim) - Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Jatim, Subekti meminta para petani yang menanam tanaman padi mewaspadai serangan berbagai macam hama baik hama wereng batang cokelat , potong leher juga hama lainnya.
"Hujan yang turun malam hari mengakibatkan kondisi lembab, sehingga kondusif bagi pertumbuhan hama wereng cokelat," katanya, Sabtu.
Selain itu, jelas dia, pola tanam padi yang tidak serempak juga menjadi penyebab meningkatnya populasi wereng batang cokelat, sehingga menjadikan pakan selalu tersedia bagi wereng.
Oleh karena itu, ia mengimbau, para petani secepatnya melapor kepada dinas pertanian atau petugas penyuluh lapangan (PPL) kalau tanaman padinya diketahui ada populasi wereng.
"Kami akan memberikan bantuan obat pembasmi hama wereng," jelas dia.
Ia menjelaskan, tanaman padi di wilayahnya pada musim hujan ini mencapai 70 ribu hektare lebih, sebagian di antaranya diserang hama wereng batang cokelat, potong leher, juga hama tikus, yang terjadi sejak sebulan terakhir.
Dari identifikasi Petugas Pengamat Hama (PPH) Dinas Pertanian setempat, serangan hama wereng terparah terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Kapas seluas 400 hektare dan di Kecamatan Balen seluas 365 hektare, Sukosewu 7,5 hektare dan Trucuk 8 hektare.
"Tanaman padi yang diserang hama potong leher luasnya mencapai 850 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Baureno dan Kanor," paparnya.
Namun, menurut dia, serangan hama wereng dan potong leher di daerahnya itu mampu dikendalikan setelah dilakukan pembasmian yang dilakukan petani secara perseorangan maupun melalui kelompok tani.
"Serangan hama wereng dan potong leher bisa kita kendalikan, sehingga tidak meluas. Meskipun ada penurunan produksi, tapi kami optimistis tidak akan menganggu target produksi padi tahun ini sebesar 850 ribu ton gabah kering sawah (GKS)," jelas dia.
Dihubungi terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTAN) Bojonegoro, Sarif Usman, membenarkan, serangan hama wereng yang melanda tanaman padi sudah mereda, meskipun ada sebagian tanaman padi petani ada yang mati mengering di sawah.
"Para petani di sejumlah desa di Kecamatan Balen ada yang membeli obat pembasmi hama wereng dari pedagang yang langsung datang ke desa," katanya.
Ia menambahkan, tanaman padi yang bekas diserang hama wereng dan potong leher, sebagian di antaranya ada yang sudah mulai panen. (*)