Banjir Bengawan Solo Di Bojonegoro Surut
Minggu, 17 Februari 2013 21:12 WIB
Bojonegoro - Banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, mulai surut dengan ketinggian air pada papan duga mencapai 15,35 meter (siaga III), Minggu pukul 20.00 WIB, yang sebelumnya selama tiga jam bertahan dengan ketinggian 15,37 meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto, mengatakan, luapan Bengawan Solo di wilayahnya itu akan berangsur-angsur surut sepanjang tidak ada tambahan air hujan, sebab banjir Bengawan Solo di Ngawi mulai surut.
Begitu pula, lanjut dia, Bengawan Solo di Jurug Solo, Jateng, ketinggian airnya di bawah siaga banjir, sehingga tidak ada potensi tambahan debit air cukup besar di daerah hilir Jatim.
"Sepanjang Bengawan Solo di daerah hulu Jateng dan Ngawi airnya surut, dampaknya Bengawan Solo di Bojonegoro juga akan surut," jelas dia.
Hanya saja, lanjut dia, bertahannya air banjir yang terjadi dalam beberapa jam terakhir itu, selain memperoleh pasokan debit banjir dari daerah hulu Jateng dan Ngawi, juga pasokan air Kali Kening anak sungai Bengawan Solo yang debitnya cukup besar.
"Karena itu genangan banjir Bengawan Solo di wilayah timur Bojonegoro masih cukup besar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro, Machmuddin, menjelaskan, sekitar 3.700 jiwa warga yang rumahnya terendam air banjir terpaksa harus mengungsi di sejumlah lokasi, di antaranya di Gedung Serbaguna milik pemkab, dan tanggul negara di Kecamatan Dander dan Kalitidu.
"Warga yang mengungsi tersebut dari sejumlah desa di Kecamatan Kota, Trucuk, Kalitidu dan Dander," jelas dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya membuka dapur umum di Gedung Serbaguna dan mendistribusikan makanan siap saji bagi para pengungsi di sejumlah lokasi yang membuka tenda pengungsian, juga di lokasi pengungsian lainnya.
Data di pemkab setempat, luapan Bengawan Solo merendam 114 desa yang tersebar di 13 kecamatan, di antaranya di Kecamatan Kota, Trucuk, Kalitidu, Dander, Balen, Kanor dan Baureno, dengan jumlah warga korban banjir mencapai 4.611 kepala keluarga (KK).
Air banjir juga merendam tanaman padi seluas 4.214 hektare, palawija 512 hektare, jalan poros kecamatan 824 meter dan jalan poros desa desa sepanjang 34 kilometer lebih.
"Sejumlah gedung sekolahan SD, SMP dan SMA, termasuk fasilitas umum juga banyak yang terendam air banjir," ucapnya. (*)