Ratusan Hektare Sawah di Ngawi Terserang Hama
Senin, 11 Februari 2013 17:10 WIB
Ngawi - Ratusan hektare sawah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, rusak akibat serangan sejumlah hama yang mewabah saat musim hujan berlangsung, di antaranya wereng coklat, pengggerek batang, penyakit busuk leher ("Pyricularia oryzae"), dan juga "Xanthomonas".
Petugas Bidang SDA dan SDM Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Ngawi Dwi Martanto, Senin, mengatakan, sawah yang terserang hama tersebut mencapai lebih dari 900 hektare yang tersebar di sejumlah wilayah di Ngawi di antaranya di Kecamatan Pitu, Bringin, Ngrambe, Gerih, Kasreman, Mantingan, Paron, dan Sine.
"Dalam kurun waktu satu bulan memasuki musim tanam awal tahun ini hama telah merusak sekitar 929 hektare," ujar Dwi Martanto, kepada wartawan.
Pihaknya merinci, serangan hama terhadap tanaman padi akibat wereng coklat diperkirakan mencapai 122,5 hektare, penggerek batang sebanyak 25 hektare, Xanthomonas
atau penyakit penting pada tanaman padi yang diakibatkan oleh bakteri dan umum disebut sebagai penyakit kresek sebanyak 158 hektare, dan penyakit busuk leher mencapai 623,5 hektare.
"Kami menilai, curah hujan yang terlalu tinggi pada akhir-akhir ini bisa menjadi faktor terjadinya serangan hama terhadap tanaman padi," kata dia.
Guna menekan penyebaran serangan hama, pihak dinas terus berupaya memberikan sosialisasi dan penyemprotan anti-hama. Hal ini agar jangan sampai terjadi puso.
"Pendataan hingga saat ini masih terus dilakukan oleh petugas dinas di tingkat desa. Para petani juga diminta untuk melapor ke petugas penyuluh lapangan jika sawahnya terserang hama," tambah dia.
Sementara, salah satu petani asal Desa Semen, Kecamatan Paron, Turmudi, mengaku sawahnya terancam gagal panen akibat serangan hama wereng coklat.
"Wereng tersebut menyerang tanaman padi siap panen berumur 70 hingga 80 hari. Tanaman padi saya tiba-tiba kering, keropos, dan akhirnya mati," kata Turmudi.
Menurut dia, wereng tersebut menyerang sejak 15 hari terakhir. Akibatnya, hasil panen padi juga merosot hingga 50 persen lebih. Jika biasanya per hektare petani bisa menghasilkan 8 ton, namun akibat hama hanya bisa memanen 2 hingga 3 ton gabah saja.
Pihaknya sudah berupaya melakukan pembasmian dengan cara peyemprotan obat, namun hama masih tetap menyerang. Para petani berharap ada bantuan dari pemda setempat agar kerugian petani dapat ditekan. (*)