Lily Wahid: NU Bersaing Untungkan Cagub Lain
Minggu, 23 Desember 2012 20:22 WIB
Surabaya - Mantan Wakil Ketua Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lily Wahid mengingatkan tokoh Nahdlatul Ulama jika bersaing akan menentukan calon gubernur lain dalam ajang Pemilihan Gubernur Jatim periode 2014-2019.
"Siapapun tokoh NU yang bersaing dalam proses Pilgub Jatim ini, harus berhati-hati dalam bersikap. Sebab akan menguntungkan calon lain, salah satunya Soekarwo," ujar Lily Wahid kepada wartawan di Surabaya, Minggu malam.
Dalam proses Pilgub Jatim kali ini, NU memang bakal memilih satu diantara dua kader terbaiknya, yakni Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.
Menurut dia, NU dalam sejarahnya tidak akan pernah bisa disatukan suaranya, meskipun nantinya hanya satu cagub NU yang didukung, antara Khofifah atau Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Adik kandung mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid tersebut juga mengingatkan bahwa dalam ajang seperti pemilihan kepala daerah, akan sangat mudah sekali bagi pihak lain memecah energi NU di Jatim.
"Kalau boleh mengistilahkan, NU sekarang ini tengah menari, tapi dengan menggunakan gendang dan irama dari kelompok lain," papar anggota DPR RI tersebut.
Ia juga melihat, munculnya nama Khofifah Indar Parawansa masih seperti menunggangi warga Muslimat NU untuk dijadikan kekuatan dalam pilgub Jatim. Berbeda dengan Gus Ipul, yang dinilainya tidak mengandalkan organisasi apapun, meski pernah tercatat sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor.
"Tapi saya tidak mau berkomentar, mana yang pantas maju atau mana yang tidak," kata Lily Wahid.
Kendati demikian, jika nantinya Gus Ipul maju sebagai calon gubernur, ia menyarankan agar menggandeng calon wakil gubernur seorang birokrat. Ini karena pengalaman Gus Ipul yang dinilainya masih minim sebagai seorang birokrasi dan menjalankan roda pemerintahan.
"Gus Ipul kalau benar-benar maju cagub, dia pasti akan cari pasangan cawagub dari kalangan birokrat. Pengalaman dia sebagai birokrat minim. Tapi satu yang dia punya, yakni sebagian kekuatan di NU dan dekat dengan kiai-kiai NU," terang dia.(*)