Surabaya (ANTARA) - Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama PT PAL Indonesia mendorong kemandirian industri pertahanan maritim dalam negeri demi menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
"Sebenarnya mereka (industri dalam negeri) mampu untuk membangun. Diharapkan ke depan pemerintah memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan domestik," kata Wakil Komisi VII DPR RI Evita Nursanty di Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Saat berkunjung ke PT PAL Indonesia, Evita mengetahui bahwa sebenarnya industri maritim dalam negeri sangat kuat dan mampu memproduksi alutsista seperti kapal perang.
Bahkan, kata dia, PT PAL yang awalnya hanya menerima orderan pembuatan kapal perang senilai Rp2,5 triliun kini kapal yang diproduksi bisa mencapai Rp48 triliun sehingga membuktikan kemampuan perusahaan yang semakin baik.
Selain itu saat melakukan pertemuan dengan pihak PT PAL, Evita bersama Anggota Komisi VII DPR RI juga bertemu dengan perwakilan DPP Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) yang beranggotakan 342 perusahaan.
Evita menilai baik DPP IPERINDO maupun PT PAL sebagai industri pertahanan maritim dalam negeri sangat mampu memproduksi dan menghasilkan produk-produk pertahanan yang mumpuni.
Di sisi lain, lanjutnya, kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada industri maritim dalam negeri untuk memproduksi alutsista termasuk kapal perang masih terbatas.
"Mereka menginginkan bahwa kesempatan diberikan kepada mereka, kesempatan kepada perusahaan-perusahaan domestik itu diperbesar. Sebenarnya mereka mampu," katanya.
Direktur Utama PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod mengatakan sejak Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto industri pertahanan dalam negeri sangat diperhatikan dan diberikan kesempatan untuk berkembang.
Terlebih, kata Kaharuddin, pembangunan ekosistem industri pertahanan dalam negeri akan mampu memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi minimal 1,2 persen.
"Ini sebenarnya memberikan minimal pertumbuhan ekonomi 1,2 persen hanya dari industri kapalnya," ujarnya.
