Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat seiring dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ditahan di level 4,75 persen, sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
IHSG ditutup menguat 44,65 atau 0,53 persen ke posisi 8.406,58. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,46 poin atau 0,65 persen ke posisi 848,97.
“Pasar menilai pandangan IMF (International Monetary Fund) memberikan gambaran bagaimana pencapaian kinerja ekonomi Indonesia dalam menjaga stabilitas dan pro growth ekonomi dalam negeri di saat situasi kondisi eksternal menantang,” ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Nico menjelaskan IMF mengungkapkan bahwa langkah pelonggaran moneter Bank Indonesia (BI) sudah berada di jalur yang tepat dan membuka ruang bagi penurunan suku bunga lanjutan.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan November 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate berada di level 4,75 persen. Suku bunga deposit facility diputuskan juga tetap di level 3,75 persen, serta suku bunga lending facility yang diputuskan tetap di level 5,5 persen.
Dari mancanegara, pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed sebesar 25 basis poin sebesar 47 persen pada Desember 2025, atau turun dari lebih dari 90 persen dibandingkan sebulan lalu.
Beberapa pejabat The Fed memperingatkan agar tidak melakukan pemotongan lebih lanjut di tengah risiko inflasi, meskipun Gubernur Christopher Waller menegaskan kembali dukungan untuk pelonggaran suku bunga mengingat tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja
Di sisi lain, sentimen tekanan pasar juga datang dari kondisi hubungan diplomatik antara China dan Jepang yang dikhawatrikan akan panas berkepanjangan. Hal ini seiring ketegangan antara China dan Jepang dalam perselisihan diplomatik memicu dampak hubungan ekonomi ke dua negara.
Kecemasan pasar yaitu pasca Direktur Jenderal Departemen Urusan Asia Kementerian Luar Negeri China Liu Jinsong menyatakan ketidakpuasannya terhadap hasil pertemuannya dengan diplomat Jepang.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor menguat yaitu dipimpin sektor energi yang naik sebesar 1,49 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor konsumen primer yang masing-masing naik sebesar 1,09 persen dan 1,00 persen.
Sedangkan tiga sektor melemah yaitu sektor teknologi turun paling dalam sebesar 0,50 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor transportasi & logistik yang masing-masing turun 0,41 persen dan 0,05 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TIFA, BUKK, FMII, SGRO, dan LIFE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni JATI, PURI, KONI, TMPO dan ESTA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 2.249.421 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 45,14 miliar lembar saham senilai Rp30 triliun. Sebanyak 335 saham naik, 285 saham menurun, dan 191 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 162,98 poin atau 0,33 persen ke 48.540,00, indeks Hang Seng melemah 99,38 poin atau 0,38 persen ke 25.830,03, indeks Shanghai menguat 6,93 poin atau 0,18 persen ke 3.946,74, dan indeks Strait Times menguat 4,03 poin atau 0,09 persen ke 4.508,70.
