Madiun (ANTARA) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Madiun, Jawa Timur memfasilitasi layanan deteksi dini atau skrining kanker serviks secara gratis melalui pemeriksaan HPV DNA, Pap Smear, dan IVA, salah satunya di Puskesmas Ngegong.
Penanggung jawab pelaksanaan HPV DNA sekaligus bidan Puskesmas Ngegong, Dinkes PPKB Kota Madiun Tatik Hidayah di Madiun, Selasa mengatakan deteksi dini kanker serviks tersebut dilakukan terhadap wanita usia subur atau produktif, yakni di kisaran 30 tahun sampai 50 tahun.
"Kegiatan ini menyasar 89 peserta dan digelar selama dua hari dengan pembagian sekitar 30–40 peserta per hari. Untuk tahap awal ini kami menyasar ke kader posyandu dan tenaga kesehatan di Puskesmas Ngegong," ujar Tatik.
Ia menjelaskan bahwa tiga jenis pemeriksaan tersebut sangat penting untuk mendeteksi kanker leher rahim lebih awal, sebelum muncul gejala.
"Kalau ditemukan kelainan, nanti langsung kami tindak lanjuti dengan rujukan. Dari sekitar 20 persen sasaran yang sudah diperiksa hari ini, belum ada hasil IVA yang positif, tetapi kami menemukan dua kasus polip yang akan dirujuk," katanya.
Ia menambahkan bahwa pemeriksaan HPV DNA dan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) diberikan secara gratis tanpa perlu BPJS Kesehatan. Namun, untuk Pap Smear memang harus menggunakan BPJS Kesehatan karena bekerja sama dengan pihak luar.
Tatik mengimbau perempuan untuk tidak malu atau takut menjalani pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Kedua hal perasaan tersebut masih menjadi tantangan terbesar wanita usia subur untuk periksa.
"Karenanya, kami rutin melakukan edukasi di posyandu dan berbagai pertemuan warga agar kesadaran deteksi dini kanker rahim terus meningkat," kata dia.
Karena kuota terbatas, skrining tahap pertama ini diprioritaskan bagi kader dan tenaga kesehatan. Namun demikian, masyarakat umum tetap berkesempatan mengikuti pemeriksaan pada periode berikutnya.
Ia menegaskan Pemkot Madiun sangat memberikan perhatian serius terhadap pencegahan penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim. Salah satunya dengan rutin memfasilitasi deteksi dini gratis dengan pemeriksaan HPV DNA atau IVA di tiap puskesmas wilayah setempat.
Pemkot Madiun melalui Dinkes memiliki target 10 persen dari wanita usia subur harus dilakukan pemeriksaan IVA tiap tahunnya.
"Jika hasilnya negatif, jarak pemeriksaan ulang bisa sampai 10 tahun. Jadi tahun depan peluangnya masih besar bagi yang belum ikut," tambahnya.
Sesuai data Dinkes setempat, temuan kasus kanker leher rahim di Kota Madiun relatif minim. Misalnya ada 1.200 perempuan yang ikut periksa IVA, temuan yang ada tidak sampai 10 orang.
Pihaknya berharap dengan pemeriksaan deteksi dini tersebut, temuan kasus yang mengarah ke kanker serviks dapat segera ditindaklanjuti, sehingga meningkatkan peluang harapan untuk sembuh.
