Surabaya (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jawa Timur berupaya memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM) furnitur lokal dalam menghadapi gempuran produk asing berharga murah namun berkualitas rendah.
“Kita punya kesempatan emas menggantikan produk asal China. Banyak pabrikan dunia mulai melakukan shifting ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ini peluang yang harus kita kejar bersama pemerintah,” ujar Ketua HIMKI Jawa Timur Peter S. Tjioe dalam keterangannya, Kamis.
Peter menilai perhatian pemerintah pusat sangat penting dalam mendorong geliat industri furnitur di daerah, terutama karena mayoritas pelaku usaha berasal dari kalangan IKM dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tersebar hingga perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Ia mencontohkan pameran produk furnitur di Universitas Kristen Petra diharapkan menjadi pemicu kebangkitan IKM.
“(Anggota) harus berani merebut pasar, sebelum asing masuk ke Indonesia,” ujarnya menambahkan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Yedi Sabaryadi menegaskan pemerintah berkomitmen memfasilitasi peningkatan kualitas dan daya saing produk IKM melalui program restrukturisasi mesin, sertifikasi, serta pendampingan pameran dan ekspor.
“Kami siap memfasilitasi dan mendampingi teman-teman IKM agar bisa naik kelas. Mulai dari kelembagaan, proses produksi, sampai ekspor, semua akan kami bantu,” kata Yedi.
Menurutnya, perbaikan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) juga tengah disiapkan agar lebih ramah bagi pelaku IKM dengan penyederhanaan aturan untuk mempercepat proses sertifikasi.
Selain itu, pemerintah mendorong kolaborasi lintas lembaga antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, serta pemerintah daerah guna memperluas jangkauan pembinaan IKM di daerah.
“Sekarang tidak bisa lagi jalan sendiri-sendiri. Semua harus terintegrasi supaya pembinaan IKM bisa berkelanjutan,” ujar Yedi.
Ia juga menekankan pentingnya pelaporan data industri melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) agar program fasilitasi tepat sasaran.
Sebagai bagian dari penguatan sektor, Kementerian Perindustrian juga meluncurkan program padat karya dengan akses modal usaha Rp500 juta hingga Rp10 miliar melalui kerja sama dengan perbankan pelat merah.
“Kita tidak bisa menutup pasar. Tapi kita bisa memperkuat kualitas produk lokal agar mampu bersaing,” ujar Yedi.
HIMKI Jatim perkuat daya saing IKM hadapi produk asing
Kamis, 13 November 2025 20:39 WIB
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jawa Timur. (ANTARA/HO-HIMKI Jatim)
Banyak pabrikan dunia mulai melakukan shifting ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia
