Sidoarjo (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Jawa Timur mulai melirik pasar domestik menyusul lesunya pasar ekspor akibat dampak ekonomi global.
Ketua Presidium HIMKI Jatim, Peter Tjioe saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jumat mengatakan selama ini produk mebel yang dihasilkan mayoritas dikirim untuk pasar ekspor.
"Oleh karena itu, kami mengundang rekan dari Jateng yang selama ini sudah memanfaatkan pasar domestik," katanya di sela melakukan pertemuan dengan anggota HIMKI Jatim di Sidoarjo.
Ia mengemukakan, pasar domestik salah satunya adalah pemerintahan dan di dalamnya banyak syarat yang harus dipenuhi oleh produsen salah satunya adalah menggunakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sesuai dengan peraturan yang ada.
Ia mengatakan, pertemuan dengan anggota ini untuk menyamakan visi-dan misi ke depan sekaligus membahas perkembangan HIMKI ke depan mau dibawa kemana karena perkembangan dunia industri semakin cepat berubah dan kita harus bisa mengikuti persaingan global.
"Diakui saat ini industri mebel dan UMKM sampai full industri pabrik kita sangat memprihatinkan. Ekspor kita bukannya naik tetapi semakin turun, belum lagi ke depan ada aturan-aturan baru yang menyebabkan industri kita semakin terpuruk," ujarnya.
Jawa Timur, kata dia, adalah penyumbang terbesar penjualan mebel dan kerajinan kayu secara nasional. Pasar Amerika Serikat dan Eropa adalah pasar terbesar produk mebel dan kerajinan nasional, namun demikian permintaan pasar kedua wilayah tersebut semakin menurun akibat inflasi yang sangat besar.
"Dengan kondisi yang ada saat ini, kami terus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru. Untuk mengantisipasi jika situasi semakin memburuk, kita harus memanfaatkan dan mengoptimalkan digital market place sebagai pemasaran digital meskipun belum berfungsi maksimal termasuk pasar domestik," ucapnya.