Eloknya Kahyangan Api yang Semakin Diminati
Jumat, 23 November 2012 14:21 WIB
Bagi yang ingin menyepi atau menghibur diri untuk melepas kepenatan bekerja atau yang lainnya, datang saja ke objek wisata api abadi Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.
Meskipun tidak semegah obyek wisata yang ada di kota besar, seperti Malang, juga obyek wisata air di Lamongan, namun api abadi yang pernah dimanfaatkan untuk pengambilan api PON 2.000, memiliki keunikan dan keindahan tersendiri.
"Pemkab terus berusaha mengembangkan obyek api abadi baik dengan menambah warung, perbaikan gapura juga merenovasi lingkungan objek wisata Kahyangan Api," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bojonegoro Suismoyo.
Pengembangan Kahyangan Api, sebagaimana diungkapkan Suismoyo, dilakukan dengan membangun tujuh warung yang menjual berbagai aneka makanan dan cendera mata di lokasi setempat, pada 2012.
Lainnya, lanjutnya juga memperbaiki gapura masuk, kolam sumur "blekutuk" yang lokasinya di utara api abadi, sebagai usaha menarik wisatawan datang ke obyek wisata setempat.
"Jumlah pengunjung tahun ini yang ditarget 35 ribu pengunjung, ternyata saat ini sudah mencapai 70 ribu pengunjung," ucapnya, menjelaskan.
Dengan gambaran itu, Suismoyo optimistis jumlah pengunjung di obyek wisata setempat akan semakin meningkat di tahun mendatang.
"Paling tidak kalau 75 ribu pengunjung bisa tercapai, pada 2013. Wisatawan yang datang selain lokal Jatim, juga berbagai daerah di Jateng," tuturnya.
Wisatawan yang datang, lanjutnya, bisa siang hari, tapi ada juga yang malam hari karena berkeinginan menyepi atau melakukan ritual tertentu kepada "Sang Hyang Widhi".
Tidak hanya itu, pemkab setempat juga mengambil api dari Kahyangan Api, lengkap dengan upacara prosesi yang mengambarkan legenda tentang kejayaan Kerajaan Malawati, dalam rangka memperingati HUT kabupaten setempat.
Pengembangan Kahyangan Api, sebagaimana juga disampaikan Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro Akhmad Jupari, juga dilakukan dengan menghijaukan sepanjang jalan menuju lokasi obyek wisata setempat.
Ia menjelaskan pihaknya akan melakukan penanaman berbagai aneka pohon, di antaranya mahoni, trembesi, juga pohon lainnya di sepanjang jalan menuju obyek wisata setempat, mulai Pasar Dander, Kecamatan Dander, sepanjang 9 kilometer lebih.
Penanaman pohon itu, lanjutnya, dipusatkan di obyek wisata Kahyangan Api, dengan melibatkan berbagai pihak, Sabtu (24/11).
"Kami sudah mempersiapkan 4.500 bibit pohon yang akan kami tanam baik di lingkungan obyek wisata juga di kanan kiri jalan ke arah obyek wisata Kahyangan Api," jelasnya.
Tujuan penanaman pohon itu, sebagaimana dituturkan Jupari, sebagai usaha mengkondisikan jalan di sepanjang Kahyangan Api menjadi sejuk.
"Dengan sejuknya jalan di kanan kirinya, pengunjung akan semakin banyak yang datang," paparnya, mengambarkan.
Sesuai catatan Wikipedia konon keampuhan lokasi Kahyangan Api telah dirasakan semenjak pemerintah Maha Prabu Angling Dharma (Sri Aji Dharma) dari Malawapati, yang melatih para prajurit Malawapati di lokasi Kahyangan Api tersebut.
Bahkan, ada beberapa pusaka Malawapati yang ditempa di Kahyangan Api, termasuk pusaka-pusaka andalan Kerajaan Malawapati dan Kerajaan Bojonegoro pada zaman Hindu madya di masa silam.
Meskipun benar tidaknya cerita tersebut belum diketahui secara pasti, Serat Astra Dharma yang saat ini tersimpan di salah satu museum terkenal di Belanda, dapat menjelaskan bahwa hal tersebut benar-benar nyata.
Serat yang ditulis pada masa Raja Astra Dharma alias Prabu Purusangkana, ayah kandung Prabu Angling Dharma (putera Prabu Kijing Wahana, suami Dewi Pramesthi) yang legendaris tersebut.
Apabila Serat Astra Dharma tersebut dapat dikembalikan ke Indonesia, dapat diketahui dengan pasti bagaimana silsilah raja-raja Malawapati, Yawastina, dan Mamenang yang bersumber dari satu asal yaitu Prabu Parikesit, raja Hastinapura dari India.
Mencapai lokasi Kahyangan Api, cukup mudah, dari Kota Bojonegoro ke arah selatan menuju Kecamatan Dander, dengan jarak sekitar 14 kilometer, kemudian di pasar setempat berbelok ke arah Kecamatan Ngasem.
Dari Pasar Dander, hingga lokasi Kahyangan Api, melewati jalan beraspal yang lumayan mulus sepanjang 9 kilometer yang di kanan kirinya dipenuhi pemukiman warga, juga kawasan hutan yang gundul.
Selain dilengkapi dengan lokasi parkir yang luas, harga karcis masuk cukup murah hanya Rp3.000/orang, ditambah parkir kendaraan bermotor roda dua Rp1.000/kendaraan dan kendaraan roda empat Rp2.000/kendaraan.
"Meningkatnya pengunjung, salah satu faktornya karena media massa mengangkat Kahyangan Api masuk tujuh keajaiban di Jatim," kata Kasi Daya Tarik Wisata Disbudpar Sujoko, menambahkan. (*) (blok_cepu2007@yahoo.co.id/Slamet Agus Sudarmojo).