Situbondo (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Situbondo Husna Laili menyebut prevalensi stunting per Oktober 2025 tercatat 5,62 persen berdasarkan data yang dihimpun dari seluruh puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan.
"Data real-time puskesmas per Oktober 2025, prevalensi stunting turun menjadi 5,62 persen (2024 data Survei Kesehatan Indonesia 10,6 persen)," ujarnya usai menyalurkan makanan tambahan kepada keluarga berisiko stunting di Kantor Desa Olean, Kecamatan Situbondo, pada Jumat.
Menurut Mbak Una, sapaanya, dari sekitar 36 ribu balita yang dilakukan pemeriksaan selama periode Januari-Oktober, jumlah stunting sebanyak 2.054 anak atau 5,62 persen.
"Data terbaru memang lebih relevan untuk menggambarkan kondisi terkini, data kami peroleh melalui posyandu dan setiap bulan dilakukan," katanya.
Pemkab Situbondo menargetkan zero stunting pada lima tahun ke depan, dan pemberian makanan tambahan bagi anak penderita stunting ini merupakan salah satu upaya untuk menekan angka stunting.
"Bantuan ini bukan hanya sekadar pemberian makanan, tetapi merupakan wujud dari komitmen bersama dalam menyehatkan generasi penerus bangsa," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, TP PKK Situbondo membagikan 690 paket makanan tambahan untuk pemulihan gizi bagi anak stunting.
Mbak Una mengajak seluruh lapisan masyarakat Situbondo lebih peduli, tanggap, dan lebih aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, karena masalah stunting ini adalah masalah yang harus diselesaikan bersama.
"Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan anak-anak kita, semoga masyarakat lebih peduli, lebih tanggap dan lebih aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak," katanya.
