Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur fokus pada validitas data serta aksi nyata penurunan stunting di kota ini, memastikan anak-anak tumbuh sehat dan kuat.
Plh Sekretaris Daerah Kota Kediri sekaligus Ketua Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) Kota Kediri Ferry Djatmiko mengemukakan bahwa upaya penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama dan harus dilakukan secara terkoordinasi lintas sektor agar hasilnya maksimal.
“Penanganan stunting bukan hanya tugas satu dinas. Kita semua memiliki peran untuk memastikan anak-anak Kediri tumbuh sehat dan kuat, karena merekalah masa depan kota ini,” katanya di Kediri, Senin.
Ferry dalam rapat koordinasi PPPS tersebut juga menyoroti pentingnya pengelolaan data yang akurat dan tepat waktu sebagai dasar kebijakan daerah. Ia meminta para operator aplikasi Aksi Konvergensi untuk memastikan setiap data yang diinput benar dan lengkap.
“Validitas data menjadi tolok ukur utama dalam menilai kinerja kita. Jangan menunda pengisian, karena keterlambatan data dapat berdampak pada hasil evaluasi di tingkat provinsi maupun nasional,” kata dia.
Pihaknya juga menyoroti pentingnya koordinasi dan kolaborasi lintas sektor. Ia mengingatkan bahwa percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah daerah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan lembaga mitra.
“Dengan kerja sama yang kuat, disiplin dalam pelaporan, dan semangat yang sama, saya yakin target penurunan stunting di Kota Kediri dapat tercapai,” kata dia.
Di Kota Kediri, anak yang mengalami stunting pada Januari hingga September 2024 tercatat sebanyak 1.978 balita. Selain itu, juga terdapat laporan 545 balita stunting sembuh, dan 725 balita tidak kembali periksa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Fajri Mubasysyr mengatakan rapat koordinasi ini fokus pada evaluasi capaian kinerja indikator aksi konvergensi dan penguatan kualitas data yang di input oleh para operator.
Data tersebut, kata dia, merupakan dasar penting dalam perencanaan program dan pengambilan kebijakan daerah.
“Melalui kegiatan ini kami ingin memastikan seluruh data kinerja TPPS semester I telah terisi dengan lengkap, valid, dan tepat waktu, sehingga Kota Kediri siap menghadapi proses monitor dan evaluasi dari provinsi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kelengkapan dan akurasi data menjadi hal krusial mengingat dalam waktu dekat akan dilaksanakan dua agenda penting, yaitu kunjungan Bakorwil I Madiun pada 9 Oktober 2025 serta kegiatan monitor dan evaluasi dari Tim Pokja Provinsi Jawa Timur pada 16 Oktober 2025.
Kedua, kegiatan tersebut merupakan bagian dari agenda provinsi untuk menilai efektivitas pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di lima wilayah Bakorwil se-Jawa Timur.
Ia menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam penanganan stunting, sebab permasalahan ini tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, tetapi juga sosial, ekonomi, pendidikan, hingga infrastruktur.
“Kolaborasi menjadi kunci, demi tercapainya tujuan mulia ini," kata dia.
Kegiatan ini diikuti unsur perangkat daerah, operator data, dan pemangku kebijakan terkait.
