Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember dan Universitas Jember (Unej) menjalin kerja sama strategis untuk menekan angka kemiskinan ekstrem di kabupaten setempat melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang digelar di Gedung Rektorat Unej, Senin.
Kerja sama strategis itu difokuskan pada persoalan kemiskinan ekstrem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan peran krusial Unej sebagai perguruan tinggi yang memberikan manfaat langsung bagi lingkungan sekitar, khususnya Jember.
"Kami menyambut baik sinergi itu dan menegaskan komitmen perguruan tinggi untuk melaksanakan Tridharma (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat)," kata Rektor Unej, Iwan Taruna usai menandatangani MoU di kampus setempat.
Ia mengatakan bahwa Unej harus menjadi "Menara Air" alih-alih hanya menjadi "Menara Gading," yang berarti harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di sekitarnya.
Kapasitas Unej yang sudah memiliki ahli-ahli lengkap mulai dari bidang sosial, humaniora, teknik, hingga kesehatan. Unej telah berstatus akreditasi institusi Unggul dan berada di peringkat ke-13 perguruan tinggi di Indonesia (dan ke-10 di antara PTN) berdasarkan Times Higher Education World Institute Ranking 2025.
Dalam rangka percepatan pembangunan yang berbasis data, Bupati Jember yang akrab dengan sapaan Gus Fawait mengatakan bahwa pihaknya secara terbuka meminta bantuan tenaga ahli terbaik dari Unej.
"Kolaborasi itu penting untuk memastikan bahwa target-target pembangunan tidak terganggu oleh dinamika politik, dan program dapat diarahkan lebih detail pada masalah kemiskinan," katanya.
Ia mengatakan Jember memiliki angka kemiskinan secara absolut nomor dua terbanyak se-Jawa Timur dan angka itu yang secara langsung menuntut perhatian Unej sebagai "tetangga terdekat" yang berada di dalam Kabupaten Jember.
"Pemkab Jember hari ini fokus penuh mengurai kemiskinan. Semua program Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mulai dari pendidikan, pariwisata, hingga pertanian diarahkan kepada sekitar 124.000 warga desil 1 dan desil 2 yang termasuk kategori miskin ekstrem," tuturnya.
Ia mengatakan target jangka panjang Pemkab Jember adalah menurunkan angka kemiskinan absolut di bawah 200.000 jiwa dalam lima tahun ke depan.
"Menggunakan kaidah pesantren, saya menekankan sinergi itu, orang yang baik, yang sempurna imannya adalah yang baik sama tetangganya, sehingga Unej sebagai tetangga di Jember pasti diprioritaskan untuk bekerja sama.” ujarnya.
