Banyuwangi (ANTARA) - Berbagai program ketahanan pangan yang digulirkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai mampu mendongkrak produksi pertanian di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Kamis, mengemukakan para petani di daerah itu saat ini tidak lagi kesulitan mendapatkan pupuk dan harga gabah kering panen terjaga, melebihi harga pembelian pemerintah (HPP).
"Hal ini diungkapkan saat kami dialog langsung dengan para petani dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi, Rabu (24/9) kemarin," katanya.
Ipuk menceritakan, dalam dialog itu perwakilan Gapoktan Desa Mangir bersyukur karena di masa Presiden Prabowo pupuk lancar, dan harga gabah Rp7.300 atau di atas HPP yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
Bupati mengaku bersyukur berbagai program ketahanan pangan baik dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat telah dirasakan manfaatnya oleh para petani.
"Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat dan provinsi serta seluruh pihak yang terlibat, ini semua juga berkat kerja keras dari para petani," kata Ipuk.
Menurutnya, di Banyuwangi saat ini surplus padi dan masuk lima besar penyumbang padi terbesar di Jawa Timur, termasuk produksi tanaman hortikultura seperti buah naga, jambu dan lainnya juga meningkat.
Ipuk menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pertanian di Banyuwangi dan akan terus mengupayakan untuk memperluas bantuan alat-alat pertanian yang dibutuhkan petani.
Selain itu, lanjutnya, Pemkab Banyuwangi juga berkomitmen untuk menguatkan sistem irigasi dan infrastruktur pertanian, mengoptimalkan distribusi pupuk dan benih unggul.
"Termasuk mengolah hasil panen agar bernilai tambah melalui hilirisasi dan diversifikasi pangan, serta mendorong mekanisasi dan digitalisasi pertanian," kata Ipuk.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menambahkan hasil panen petani cukup melimpah meski sempat terkendala hama.
"Secara keseluruhan produksi beras Banyuwangi hingga saat ini masih surplus," ujarnya.
Data diperoleh, pada periode Januari-Mei 2025 produksi beras di Banyuwangi mencapai 228.000 ton, sementara kebutuhan masyarakat Banyuwangi pada periode itu sekitar 68.000 ton, sehingga ada surplus 159.000 ton beras.
