Surabaya (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) mendorong percepatan penyerapan gula petani tebu rakyat di tengah dinamika pasar gula nasional.
“Kunci keberhasilan program swasembada gula adalah keberpihakan pada petani tebu rakyat,” kata Emil Elestianto Dardak di Surabaya, Kamis.
Emil menyatakan meski produksi gula nasional cukup tinggi namun tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah memastikan gula hasil panen petani dapat terserap dengan baik oleh pasar.
Dari total sekitar 400 ribu ton gula di Indonesia, sekitar 100 ribu–150 ribu ton sudah dibeli pedagang, 150 ribu ton masih milik PT SGN, dan 100 ribu ton lainnya milik petani tebu rakyat.
Emil menuturkan gula petani diproses di pabrik dengan sistem bagi biaya produksi sehingga mereka sangat berharap produknya terserap pasar.
Terlebih, saat ini pemerintah gencar dalam menegakkan hukum terhadap peredaran ilegal gula rafinasi yang seharusnya hanya untuk industri.
“Alhamdulillah PT SGN tidak hanya memikirkan perusahaan tetapi juga memastikan gula petani ikut terbeli,” ujarnya.
Selain itu, Emil pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor baik dari pemerintah pusat, daerah, hingga BUMN untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan gula di pasaran.
Hal ini, menurut Emil, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan tercapainya swasembada gula pada tahun 2026.
Direktur Utama PT SGN Mahmudi memastikan pihaknya berkomitmen penuh untuk menjaga keberlangsungan industri gula nasional sekaligus mengedepankan kesejahteraan petani tebu.
Ia menuturkan kini pemerintah melalui Danantara telah membeli gula petani baik milik SGN maupun RNI senilai Rp1,5 triliun dan masih ada sekitar 100 ribu ton gula petani yang menunggu terserap.
“Kami berharap langkah ini memperkuat upaya menertibkan peredaran gula rafinasi agar sesuai aturan,” kata Mahmudi.
