Surabaya (ANTARA) - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menyambut 2.851 calon mahasiswa baru melalui Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025 yang berlangsung pada 2–6 September dengan tema Merah Putih Mengakar, Patriotisme Berkobar.
Sejak hari pertama, ribuan mahasiswa baru memadati Kampus Merah Putih dan mengikuti rangkaian kegiatan dengan sistem presensi sidik jari. Prosesi pembukaan diwarnai pembacaan Ikrar Tolak Narkoba dan Radikalisme mahasiswa baru yang dipandu sembilan perwakilan fakultas mengenakan busana adat nusantara.
Ikrar tersebut berisi komitmen menolak narkoba, radikalisme, kekerasan, serta praktik mencontek dan plagiarisme.
“PKKMB 2025 bukan hanya ajang penyambutan, tetapi langkah awal pembentukan karakter,” ujar Ketua PKKMB 2025 yang juga Wakil Rektor II, Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CLA., CISA.
Rektor Untag Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., menegaskan pentingnya peran mahasiswa di tengah tantangan bangsa.
“Tema PKKMB 2025 cerminan harapan generasi muda yang mengakar pada nilai kebangsaan, menjunjung integritas, dan menjadi pelaku perubahan,” katanya.
Rekor MURI Komik Patriotisme Berbasis AI
Pada hari kedua ketika Untag Surabaya mencatat Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk pembuatan komik patriotisme berbasis kecerdasan buatan (AI) terbanyak di dunia. Sebanyak 2.413 mahasiswa baru membuat komik bertema patriotisme yang dicetak dengan ukuran A3.
"Ini bukan sekadar prestasi kuantitas, tapi juga inovasi dalam memadukan teknologi dengan nilai kebangsaan," ujar Direktur MURI Awan Rahargo, yang hadir langsung menyerahkan penghargaan tersebut.
Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya J. Subekti, S.H., M.M., menegaskan prestasi ini menjadi bukti Untag Surabaya mampu memberi kontribusi nasional.
“Kecintaan tanah air harus dibarengi kesediaan berkorban demi bangsa dan negara,” katanya.
Etika AI dan Literasi Digital
Sebelum pencatatan rekor, mahasiswa mendapatkan materi etika penggunaan AI di perguruan tinggi dari dosen Ilmu Komunikasi Untag Surabaya, A.A.I. Prihandari Satvikadewi, S.Sos., M.Med.Kom.
“AI hanyalah alat bantu, sementara kecerdasan sejati tetap ada pada manusia. Jangan menyerahkan semuanya pada mesin. Ide lahir dari bacaan, bukan dari teknologi,” tegasnya.
Materi tersebut mengingatkan mahasiswa untuk menjaga daya kritis, integritas akademik, serta literasi digital. Diskusi berlangsung interaktif, termasuk pertanyaan soal hak cipta dan penggunaan AI untuk perbaikan bahasa.
Petualangan Edukatif Owly Quest
Suasana PKKMB kian semarak dengan permainan edukatif Owly Quest yang diikuti 135 mahasiswa baru terpilih. Permainan berbentuk treasure hunt ini menanamkan lima nilai dasar Untag Surabaya yakni kejujuran, kecerdasan, kebangsaan, keberagaman, dan kreativitas.
“Awalnya saya kira hanya permainan biasa, tapi ternyata banyak pelajaran yang bisa diambil. Kami belajar strategi, kerja sama, dan keberanian menghadapi tantangan,” kata mahasiswa baru Prodi Sastra Inggris yang timnya menjadi juara, Nur Erika Dwi Melianti.
Dalam PKKMB 2025 juga menghadirkan Puteri Indonesia 2025 sekaligus mahasiswa Magister Manajemen Untag Surabaya Firsta Yufi Amarta. Dalam kesempatan itu, ia berbagi pengalaman pentingnya memiliki growth mindset dalam menapaki dunia kampus.
“Rasa takut gagal itu wajar. Kegagalan adalah pelajaran dan bagian dari proses. Dari sanalah kita tumbuh,” ujar Firsta. Rektor Untag Surabaya menyebut kehadiran Firsta memberi motivasi kuat bagi mahasiswa baru.
PKKMB 2025 Untag Surabaya ditutup dengan penyerahan sertifikat rekor MURI serta penghargaan bagi organisasi kemahasiswaan berprestasi. Rangkaian kegiatan akan berlanjut hingga puncak penutupan melalui Expo Campus pada 4 Oktober 2025.
Dengan inovasi, rekam jejak prestasi, dan penanaman nilai kebangsaan, Untag Surabaya menegaskan diri sebagai kampus yang tidak hanya mengedepankan pendidikan akademik, tetapi juga pembentukan karakter mahasiswa menuju Indonesia Emas 2045. (ADV)
