Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Malang menyelenggarakan pemeriksaan rontgen bagi para warga binaan sebagai deteksi dini tuberkulosis (TBC).
"Pemeriksaan rontgen ini sangat penting agar kami bisa mengetahui kondisi kesehatan warga binaan secara lebih akurat," kata Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Yunengsih di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.
Dia menyampaikan dengan adanya deteksi dini pihaknya bisa cepat memberikan pelayanan medis kepada warga binaan yang terindikasi TBC.
"Sekaligus melindungi warga binaan lainnya dari risiko penularan," ucapnya.
Program deteksi dini tersebut diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Pelaksanaannya bertempat di Aula Kartini di lapas itu.
Berdasarkan data dari Lapas Perempuan Kelas II A Malang, terdapat 242 warga binaan telah menjalani rontgen dan dari jumlah itu diketahui terdapat 13 orang dinyatakan sebagai suspek TBC.
Bagi warga binaan suspek TBC akan menjalani proses pemeriksaan dahak sebagai tindak lanjut dari hasil rontgen.
Terkait mekanisme perawatan warga binaan yang hasil tesnya terindikasi TBC, prosesnya dilaksanakan sesuai prosedur berlaku, yakni mereka akan ditempatkan di ruangan khusus dan terpisah dari narapidana lain. Ini bertujuan mengantisipasi potensi terjadinya penularan penyakit itu di lingkungan Lapas Perempuan Kelas II A Malang.
Selain itu, Yunengsih mengemukakan pihaknya memberikan edukasi kepada para warga binaan tentang pola hidup sehat, kebersihan lingkungan, dan peran aktif mencegah penyakit menular.
Sebab, menurut dia, lingkungan yang bebas dari penyakit menular akan berdampak jangka panjang terhadap berjalannya program pembinaan, sebagai sarana menyiapkan narapidana untuk kembali ke masyarakat ketika masa hukuman mereka berakhir.
Melalui cara itu, diharapkan mampu membentuk kesadaran kolektif mendukung kesuksesan program pembinaan di dalam lapas tersebut.
"Lapas Perempuan Malang tidak hanya fokus pada pembinaan mental dan keterampilan," kata dia.
