Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (Unej) Prof. Yuli Witono mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait penempatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Hal itu imbas tidak kondusifnya wilayah desa yang menyebabkan mahasiswa KKN Kolaboratif menjadi korban pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
"Hilangnya empat sepeda motor milik mahasiswa KKN Kolaboratif di Lumajang menjadi perhatian serius kami, sehingga Unej langsung menarik semua mahasiswa demi keamanan dan keselamatan mereka," katanya dalam konferensi pers yang digelar di aula LP2M Unej, Selasa.
Menurut dia mahasiswa KKN kolaboratif yang ditempatkan di Lumajang tidak hanya dari Unej, namun ada tujuh perguruan tinggi swasta lainnya dan termasuk dua perguruan tinggi di Kabupaten Lumajang.
"Semua mahasiswa Unej yang KKN di Lumajang merupakan putra/putri daerah yang berasal dari Kota Pisang itu, sehingga kasus maraknya curanmor di sana menjadi catatan bagi kami untuk mengevaluasi penempatan KKN di sana," katanya.
Total mahasiswa yang melakukan KKN kolaboratif di Lumajang sebanyak 1.307 peserta yang ditempatkan di 102 desa tersebar di beberapa kecamatan terpaksa ditarik pada 9 Agustus 2025, padahal sesuai jadwal seharusnya berakhir pada 20 Agustus 2025.
Ada enam sepeda motor yang hilang yakni empat milik mahasiswa peserta KKN kolaboratif dan dua milik warga yang diparkir di sekitar posko KKN dengan modus yang hampir mirip dan sama, sehingga kejadian itu dinilai bukan kebetulan, karena hilangnya motor mahasiswa bukan dari faktor kelalaian dan hilangnya di tempat aman.
"Anak-anak mahasiswa KKN itu menempati rumah kepala desa, bahkan posisi sepeda motor di dalam rumah dengan keadaan terkunci dan pintu pun terkunci," katanya.
Pencurian kendaraan bermotor yang menimpa mahasiswa peserta KKN kolaboratif 2025 terjadi di Desa Alun-Alun-Kecamatan Ranuyoso, kemudian di Desa Tempeh Tengah-Kecamatan Tempeh, dan Desa Lempeni-Kecamatan Tempeh.
"Tahun ini merupakan KKN keempat kolaboratif dan sebelumnya memang tidak pernah ada penempatan di Lumajang. Tentu kasus yang dialami mahasiswa KKN menjadi perhatian serius bagi semua pihak," katanya.
Ia berharap kejadian tersebut menjadi refleksi bersama termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Kepolisian Resor (Polres) Lumajang agar keamanan dan ketertiban masyarakat menjadi perhatian yang serius.
Imbas curanmor, Unej evaluasi penempatan KKN kolaboratif di Lumajang
Selasa, 12 Agustus 2025 16:56 WIB
Ketua LP2M Unej Prof. Yuli Witono (dua dari kanan) bersama sejumlah pejabat LP2M memberikan penjelasan terkait penarikan mahasiswa KKN Kolaboratif di Lumajang yang digelar di ruang LP2M Unej, Selasa (12/8/2025). ANTARA/Zumrotun Solichah
