Disperindag - Kecil Kemungkinan BBM Langka Di Bojonegoro
Selasa, 18 September 2012 16:56 WIB
Bojonegoro- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bojonegoro, Jawa Timur, Bambang Suharno menyatakan, kecil kemungkinan bahan bakar minyak (BBM) baik premium maupun solar langka di wilayahnya, sebab SPBU bisa mengajukan tambahan BBM.
"Kalau memang kuota premium dan solar habis, SPBU masih bisa meminta tambahan BBM subsidi ke Pertamina," katanya di Bojonegoro, Selasa.
Ia menjelaskan, sesuai surat Pertamina Unit Pemasaran V Surabaya No. 6/4/F.35210/2012-S3 tertanggal 7 September 2012, kuota premium 71.830 kiloliter, realisasinya 56.725 kiloliter dan solar 45.016 kiloliter, realisasinya 38.184 kiloliter hingga Juli.
"Di Bojonegoro ada 16 SPBU besar dan dua SPBU kecil," ucapnya, menambahkan.
Meski demikian, ia mengakui, sisa kuota solar di wilayahnya mulai menipis, namun menipisnya kuota solar itu tidak ada masalah, selain SPBU masih bisa meminta tambahan solar subsidi, juga SPBU Kalianyar di Desa Kapas, sudah menyediakan solar nonsubsidi.
Lainnya, lanjut dia, SPBU di Jalan Veteran di Desa Sukorejo, Kecamatan Kota, juga sudah menyediakan solar nonsubsidi yang dijual dengan harga berkisar Rp10 ribu-Rp11 ribu/liter.
"Di SPBU Kalianyar penjualan solar nonsubsidi sudah memanfaatkan selang, meskipun di SPBU Jalan Veteran baru tangkinya, tapi penjualan solar nonsubsidi sudah berjalan," tuturnya, menjelaskan.
Mengenai sisa kuota premium ia meyakinkan, sisa kuota premium masih aman untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayahnya hingga akhir tahun.
Apalagi, lanjutnya, SPBU di wilayahnya, hampir semuanya juga menyediakan pertamax, sebagai pengganti premium khusus kendaraan mobil dinas.
"BBM premium juga tidak ada masalah, tidak mungkin ada kelangkaan," ujarnya.
Sementara itu, dari keterangan yang diperoleh, ratusan truk proyek minyak Blok Cepu dan pembangunan ganda rel kereta api (KA), yang bekerja sejak beberapa bulan lalu, selalu memanfaatkan solar nonsubsidi.
Di lain pihak, kebutuhan solar di daerah setempat juga semakin meningkat, karena pada musim kemarau ini solar sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar mesin pompa air untuk irigasi pertanian di sepanjang Bengawan Solo.(*)