KBRI New York Pantau Kasus Penembakan
Sabtu, 25 Agustus 2012 9:01 WIB
New York - Konsul Jenderal RI di New York, Ghafur Akbar Darma Putra mengemukakan pihaknya terus memantau perkembangan situasi menyangkut penembakan dan hingga Jumat sore diketahui tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban.
"Sampai sekarang kita terus memonitor di televisi, 'website', 'news', termasuk keterangan-keterangan yang disampaikan oleh pihak kepolisian dan Walikota Bloomberg ... Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada warga kita yang menjadi korban," kata Ghafur.
Namun, ia mengingatkan pemantauan harus terus dilakukan mengingat identitas korban belum sepenuhnya diketahui.
"Kita belum bisa memastikan 100 persen karena (data korban) belum dikeluarkan. Sejauh ini memang tidak ada, dan tentunya kita tidak mengharapkan ada korban dari warga kita," ujarnya.
Mengenai jumlah warga Indonesia, belum ada data spesifik tentang WNI yang tinggal di New York City --salah satu wilayah di Negara Bagian New York.
Namun, di seluruh negara bagian New York, KJRI New York mencatat bahwa hingga Juli 2012 ada sekitar 7.200 orang Indonesia yang tinggal di sana.
Adapun di seluruh wilayah kerja KJRI New York --yang meliputi Connecticut, Delaware, Massachusetts, Maryland, Maine, North Carolina, New Hampshire, New Jersey, New York, Pennsylvania, Rhode Island, South Carolina, Virginia, Vermont, West Virginia-- warga Indonesia tercatat berjumlah 25.000 orang.
Jumlah tersebut didasarkan atas data warga yang telah melaporkan diri kepada KJRI New York.
Warga Indonesia yang tinggal di Kota New York, kata Ghafur, rata-rata adalah diplomat dan mereka yang bekerja di kantor perwakilan RI, perbankan, pertokoan, hotel, restoran.
Selain itu, banyak di antara mereka yang juga merupakan mahasiswa, karyasiswa (dalam rangka menjalani program pendidikan tingkat S2 dan S3), warga Indonesia yang menikah dengan warga setempat, serta anak-anak sekolah tingkat SD hingga SMA.
"Kalau yang datang ke sini (New York City) sebagai turis dan faham tentang manfaat lapor diri ke perwakilan, biasanya mampir ke sini (KJRI). Sedangkan yang lainnya tidak jarang baru kita ketahui ketika bertemu di jalan atau berbagai tempat di sini," kata Ghafur, ketika menjawab pertanyaan tentang wisatawan Indonesia yang melaporkan keberadaan mereka ke perwakilan. (*)