Peringati Bulan Bung Karno, PDIP Surabaya siapkan sejumlah kegiatan

Surabaya (ANTARA) - Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Kota Surabaya menyiapkan sejumlah kegiatan dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno yang diperingati setiap bulan Juni.

Koordinator Bulan Bung Karno 2025 Hadrean Renanda di Surabaya, Selasa mengatakan sebagai langkah awal DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya menggelar rapat koordinasi bersama seluruh Pengurus Anak Cabang (PAC) se-Kota Surabaya di Kantor Badan Sayap DPC PDIP Surabaya.

"Rapat ini menjadi momentum penting dalam rangka pemantapan lanjutan agenda Bulan Bung Karno 2025 yang mengusung tema 'Setialah Kepada Sumbermu' dan subtema 'Kekuatan Kita Harus Tetap Bersumber Kepada Kekuatan Rakyat, Tetap Apinya Semangat Rakyat'," katanya.

Ia mengatakan, rapat tersebut menghasilkan agenda-agenda penting yang akan digelar selama Juni dengan melibatkan seluruh elemen struktural partai dan masyarakat.

Beberapa di antaranya adalah khotmil Quran dan santunan anak yatim, Haul Bung Karno, doa 1 Muharam, hingga Soekarno Trip, donor darah, dan pemutaran film Bung Karno disertai diskusi kebangsaan.

"Bulan Bung Karno adalah saat kita menyala kembali, mengingatkan bahwa kekuatan kita bersumber dari rakyat. Maka setiap kegiatan harus bermuara pada penguatan kesadaran kolektif itu," ujarnya.

Ia menekankan bahwa seluruh rangkaian acara bukanlah sekadar rutinitas tahunan melainkan penegasan kembali komitmen ideologis partai terhadap rakyat kecil.

"Bulan Juni bukan hanya milik sejarah tapi milik masa depan bangsa. Kekuatan PDIP ada di rakyat dan api semangat itu harus terus dinyalakan dalam tindakan konkret," katanya.

Plt. Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Yordan M. Batara Goa, dalam arahannya menyampaikan bahwa seluruh kegiatan bulan Bung Karno harus menggambarkan kehadiran nyata partai di tengah masyarakat.

"Kami tidak boleh jauh dari akar sesuai dengan tema 'Setialah kepada sumbermu' adalah perintah ideologis, bukan slogan. Dan sumber kita adalah rakyat. Kalau kita melupakan mereka, kita kehilangan jati diri," ujar Yordan.