Surabaya (ANTARA) - PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) melakukan restorasi terumbu karang di kawasan dive site Sental, Nusa Penida, Bali, sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan.
Direktur Utama PT SIER Didik Prasetiyono mengatakan, langkah ini merupakan wujud nyata komitmen perusahaan dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut, khususnya di wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi seperti Nusa Penida.
"Komitmen perusahaan bukan hanya menjadi penggerak roda industri, tetapi juga aktor penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem alam Indonesia," ujar Didik dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Minggu.
Ia menambahkan, inisiatif tersebut bukan sekadar aksi simbolis, melainkan implementasi dari integrasi nilai-nilai keberlanjutan ke dalam visi besar perusahaan yang kini berada di bawah naungan BPI Danantara Indonesia.
“Kami tidak ingin program TJSL berhenti pada donasi atau kegiatan seremonial. Kolaborasi dengan Blue Corner Marine Research dan Komunitas BaikBaik menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan membutuhkan pendekatan ilmiah, kemitraan strategis, dan keterlibatan langsung korporasi,” katanya.
Menurut Didik, SIER senantiasa berpegang pada prinsip 3P—Profit, Planet, dan People—dalam menjalankan kegiatan usaha. Bagi perusahaan, pertumbuhan bisnis juga harus mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
“Indonesia adalah negara maritim dengan potensi besar, namun juga rentan terhadap degradasi lingkungan laut. Lewat langkah kecil ini, kami ingin memantik kesadaran kolektif bahwa pelestarian laut adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Kepala Departemen TJSL dan Keberlanjutan PT SIER Puspitha Ernawati menyampaikan bahwa kegiatan restorasi terumbu karang ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam membangun kawasan industri berbasis prinsip keberlanjutan.
“Ekosistem laut adalah bagian tak terpisahkan dari keseimbangan ekologis global. Program ini sekaligus bentuk kontribusi sektor industri terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) ke-14,” kata Puspitha.
Ia menjelaskan, kolaborasi antara SIER, BCMR yang berpengalaman dalam konservasi kelautan di Nusa Penida, dan Komunitas BaikBaik sebagai penggerak aksi lingkungan, menjadi contoh implementasi prinsip multi-pemangku kepentingan dalam pelestarian laut.
“Konservasi laut bukan agenda marjinal. Ini adalah investasi ekologis dan sosial jangka panjang. Karena itu, lingkungan kami posisikan sebagai fondasi dalam strategi pertumbuhan perusahaan,” ujarnya.
