Situbondo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo, Jawa Timur, terus melakukan upaya untuk menekan angka stunting dengan dua intervensi untuk penanganan stunting yakni intervensi sensitif dan intervensi spesifik.
Wakil Bupati (Wabup) Situbondo Ulfiyah di Situbondo, Rabu, menjelaskan intervensi sensitif yakni pengelolaan manajemen data terintegrasi, pemanfaatan lahan pekarangan, gemar makan ikan, dan penyediaan air minum yang aman.
"Termasuk juga pembangunan jamban, pembangunan rumah tak layak huni, dan pemberian insentif kepada Kader Posyandu KB dan Ketua RT," ujarnya.
Sedangkan intervensi spesifik, lanjut dia, melalui Program Berobat Tanpa Batas (Brantas) serta peningkatan gizi ibu hamil dan bayi lima tahun (balita).
Selain itu, kata dia, Pemkab Situbondo juga menambah anggaran untuk penanganan stunting agar angkanya bisa ditekan hingga mencapai nol kasus, seperti yang ditargetkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
"Setiap tahun anggaran penanganan stunting bertambah, termasuk juga dari APBDes, karena kami ingin zero stunting," kata Wabup Ulfiyah.
Ulfiyah menambahkan data kasus stunting 2024 di Situbondo 10,6 persen, lebih rendah dibandingkan angka stunting di Jawa Timur yakni 14,7 persen.
"Situbondo ini kasus stuntingnya terendah se-Jawa Timur, setelah Kabupaten Magetan. Kami akan terus melakukan berbagai upaya untuk menekan stunting," katanya.
Pemkab Situbondo terus tekan angka stunting dengan dua intervensi
Rabu, 11 Juni 2025 11:41 WIB

Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah. ANTARA/Novi Husdinariyanto