Surabaya (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Abdul Mu'ti meresmikan Center for Impactful Innovation (CII) Kluster Edukasi Digital Universitas Muhammadiyah Surabaya, Selasa, yang memamerkan 12 produk inovasi dosen-mahasiswa.
"Program ini menunjukkan inovasi riset dosen yang berdampak positif bagi kualitas pembelajaran," ujar Mu'ti.
Mu'ti mengapresiasi inisiatif UM Surabaya yang sejalan dengan visi transformasi pendidikan melalui deep learning.
Ia menekankan pentingnya inovasi sebagai DNA Muhammadiyah, merujuk pada gagasan KH Ahmad Dahlan yang mendirikan sekolah dengan menggabungkan ilmu agama dan modern untuk mengatasi sekat sosial melalui pendidikan.
Sementara itu, Rektor UM Surabaya Mundakir mengatakan CII menjadi wadah kolaborasi lintas disiplin untuk menghasilkan solusi konkret.
"Semua produk yang dipamerkan merupakan riset dosen dan mahasiswa, didanai BRIN, BIMA Kemendiktisaintek dan Riset Muhammadiyah," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mendukung, mendorong dan memfasilitasi agar karya hasil riset dosen menjadi produk yang dimanfaatkan masyarakat.
"Ini esensi kampus berdampak. Harus memberikan dan merasakan kebutuhan masyarakat dan menjadi problem solver," ujarnya.
Dalam peluncuran ini, ada 12 jenis karya inovasi yang berbasis pada media pembelajaran dengan pendekatan digital. Misalnya, Matematika, Numerasi, Lingkungan, Zoo, dan Biologi.
Mundakir menjelaskan ke depan arah pengembangan akan dikembangkan dan diproses hak paten UM Surabaya.
"Kita sempurnakan produk inovasi dan terus berkembang sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat," katanya.
Ke-12 produk digital yang dipamerkan, seperti Ekofem Edu, platform edukasi anak berbasis kesetaraan gender dan ekologi, serta Jagarasa App untuk pencegahan kekerasan seksual.
Produk lain meliputi Bioferment AR, BOIM Sang Pemadam Api, hingga Geometri Maze Adventure, yang semuanya mendukung pembelajaran inklusif, interaktif, dan berbasis teknologi seperti AR dan VR.
Kluster Edukasi Digital ini menjawab tantangan peningkatan mutu, aksesibilitas dan inklusivitas pendidikan, khususnya jenjang dasar, sekaligus memperkuat peran UM Surabaya sebagai kampus berdampak.