Bojonegoro - Penjulan berbagai jenis ikan asal Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, dalam sepekan terakhir mulai meningkat dibandingkan sebelumnya, dengan pembeli kalangan tertentu yang fanatik dengan produk ikan sungai terpanjang di Jawa itu. Satu-satunya pedagang ikan Bengawan Solo di Pasar Besar Kota Bojonegoro Siti Fatimah (74), Kamis, mengaku, pendapatannya dalam menjual berbagai macam jenis ikan Bengawan Solo, mulai jenis patin, tawes, "rengkik" juga yang lainnya bisa mencapai Rp400 ribu hingga Rp500 ribu per hari. Padahal, lanjutnya, memasuki bulan puasa, penjualan berbagai aneka ikan Bengawan Solo, paling tinggi hanya bisa mencapai Rp300 ribu per hari. "Pembeli ikan Bengawan Solo ingin menyantap menu ikan Bengawan Solo yang rasanya jelas lebih enak dibandingkan dengan menu ikan lainnya," kata dia, dengan nada meyakinkan. Ia mengaku, pembeli ikan Bengawan Solo di tempatnya itu, sebagian besar merupakan pembeli lama yang sudah terbiasa membeli ikan Bengawan Solo. Namun, lanjutnya, selama puasa Ramadhan ini, muncul pembeli baru yang ingin merasakan menu ikan Bengawan Solo, sebagai menu berbuka atau sahur. "Ikan Bengawan Solo cocok dimakan untuk menu berbuka juga sahur," ucapnya, dengan nada berpromosi. Ia menyebutkan, harga ikan patin atau rengkik Rp16 ribu/kilogram, sedangkan ikan "kuthuk" Rp22 ribu/kilogram."Tapi biasanya saya menjual dengan cara per ekor, sebab ikannya besar-besar," ujarnya. Selama puasa, menurut dia, stok berbagai macam jenis ikan Bengawan Solo cukup melimpah, sebab perairan Bengawan Solo di daerah setempat airnya surut dan nelayan mulai banyak yang mencari ikan, karena mendekat Hari Raya Idul Fitri. "Berapapun ikan Bengawan Solo yang ditangkap nelayan saya siap menampung," kata Siti, yang sudah puluhan tahun berjualan khusus ikan Bengawan Solo itu. Ia mengaku, hanya berjualan berbagai macam jenis ikan Bengawan Solo di pasar setempat, tapi ikan yang tidak habis terjual kemudian disimpan di dalam bak diberi es, dan pagi harinya dijual para pedagang ikan di depan pasar setempat. "Sehari untuk mengamankan ikan yang masih tersisa, menghabiskan satu bal es," ucapnya, menambahkan. Sementara itu, seorang warga Desa Sukorejo, Kecamata Kota Fauzi mengaku, menyukai ikan Bengawan Solo, karena rasanya alami. Data di Dinas Peternakan dan Perikanan, tingkat konsumsi ikan rata-rata warga Bojonegoro mencapai 13,32 kilogram per tahun, lebih rendah dibandingkan tingkat konsumsi di Jatim 16,30 kilogram, bahkan jauh dibawah konsumsi tingkat nasional sebesar 31,4 kilogram per tahun. (*)
Penjualan Ikan di Bojonegoro Meningkat
Kamis, 9 Agustus 2012 21:00 WIB