Surabaya (ANTARA) - Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya Imam Syafi’i menyoroti pendapatan Rumah Sakit Eka Candra Rini milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang anjlok dan jauh dari target.
"Hingga Mei 2025, pendapatan RS Eka Candra Rini baru mencapai sekitar Rp3,56 miliar yang sangat jauh dari target pendapatan 2025 yang sebesar Rp105 miliar," katanya di Surabaya, Senin.
Dia menyebut bahwa anjloknya pendapatan rumah sakit baru tersebut membuktikan bahwa pembangunan fasilitas kesehatan tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa tanpa perhitungan matang.
“Coba bayangkan, target pendapatan Rp105 miliar, tapi hingga bulan Mei baru terkumpul Rp3,56 miliar. Itu pun dengan bed occupancy ratio (BOR) hanya 17 persen. Artinya rumah sakit ini belum optimal sama sekali," ujarnya.
Imam mengaku tidak kaget dengan capaian tersebut karena sejak awal sudah memperingatkan bahwa rumah sakit baru membutuhkan waktu dan proses panjang untuk bisa berkembang termasuk mencapai titik impas pendapatan.
"Bahkan ketika kami tanya langsung ke Direktur RS Suwandi dan BDH yang menyebut butuh minimal lima tahun untuk rumah sakit baru bisa mandiri secara finansial. Ini tidak bisa ujug-ujug langsung untung," kata dia.
Imam menyayangkan pembangunan RS Eka Candra Rini yang menelan biaya hampir setengah triliun rupiah tersebut namun belum dilengkapi peralatan esensial seperti CT Scan dan MRI yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan medis dan penunjang pendapatan.
"Kalau fasilitas penting seperti CT Scan dan MRI belum ada, terus apa yang bisa diandalkan untuk mengejar target pendapatan dalam tujuh bulan tersisa," katanya.
Namun demikian, Imam menegaskan bahwa Komisi D DPRD Surabaya tidak sedang mencari siapa yang harus disalahkan melainkan mendorong evaluasi bersama demi perbaikan ke depan.
"Secara fisik bangunan rumah sakit ini bagus, tidak kalah dengan rumah sakit swasta. Tapi sayang kalau pendapatannya segini-segini saja," ucapnya.
Atas dasar itu, Imam mendesak agar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menunda rencana pembangunan rumah sakit baru lainnya sampai RS Eka Candra Rini benar-benar sehat dan mandiri secara operasional.
"Cita-cita membangun rumah sakit baru nanti dulu. Sekarang ini saja masih bleeding, jangan mikir yang lain dulu. Biarkan rumah sakit yang sekarang ini jalan dulu dengan sehat," ujarnya.
DPRD Surabaya soroti pendapatan RS Eka Candra Rini jauh dari target
Senin, 9 Juni 2025 16:46 WIB

Anggota Komisi D DPRD Surabaya Imam Syafi’i. ANTARA/Indra Setiawan