Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengimbau masyarakat tidak menggunakan kantong plastik untuk membungkus daging kurban pada momentum Idul Adha 1446 Hijriah.
"Kami mengajak masyarakat berpartisipasi dalam gerakan 'Kurban Tanpa Sampah Plastik' sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan," kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang Agus Rohman Rozaq di kabupaten setempat, Kamis.
Menurut dia ajakan dan imbauan itu digencarkan seiring potensi tingginya limbah plastik saat momentum Hari Raya Idul Adha karena pembagian daging kurban kepada masyarakat yang berhak menerima kurban.
Berdasarkan data BAZNAS, lanjut dia, potensi hewan kurban tahun 2025 diperkirakan mencapai 2,8 juta ekor yang setara dengan 2,395 juta ton daging.
Jika setiap ekor kambing atau domba menggunakan rata-rata 15 kantong plastik untuk membungkus daging, maka potensi sampah plastik nasional mencapai lebih dari 152 juta lembar kantong.
"Momentum kurban adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan kepedulian kita, tidak hanya kepada sesama, tapi juga kepada alam. Gunakan wadah alami seperti besek bambu, daun pisang, daun jati, atau wadah sendiri dari rumah,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa gerakan itu sejalan dengan kebijakan nasional, termasuk Surat Edaran Menteri LHK No. 3 Tahun 2025 tentang Penghentian Polusi Plastik, serta Perda Kabupaten Lumajang No. 56 Tahun 2019 tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai.
Selain kampanye, lanjut dia, DLH Lumajang juga melakukan edukasi langsung ke panitia kurban, tokoh masyarakat, dan lembaga keagamaan melalui komunikasi informasi dan edukasi (KIE). Langkah itu dimaksudkan untuk mengubah kebiasaan jangka panjang masyarakat terhadap konsumsi plastik sekali pakai.
“Kurban adalah ibadah dan akan lebih bermakna jika ibadah itu juga menjaga ciptaan Allah lainnya seperti bumi dan lingkungan. Mari wujudkan Idul Adha yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan," ujarnya.
Agus berharap gerakan itu tidak hanya menjadi seremonial tahunan, tetapi sebuah kebiasaan baru yang mengakar. Dengan mengubah cara membungkus daging kurban, maka masyarakat Lumajang turut menjadi bagian dari solusi krisis plastik yang mengancam ekosistem.