19.000 Hektare Pekarangan di Madiun Belum Optimal
Sabtu, 4 Agustus 2012 14:41 WIB
Madiun - Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Edy Bintarjo menilai seluas 19.000 hektare lahan pekarangan di wilayah itu belum dapat dioptimalkan untuk tanaman produktif.
"Hingga saat ini terdapat sekitar 19.000 hektare lahan pekarangan milik warga Kabupaten Madiun yang belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal, jika jeli, pemanfaatan pekarangan tersebut dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan keluarga," ujar Edy saat dihubungi, Sabtu.
Menurut dia, ribuan hektare lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam sayuran dan memelihara ikan air tawar. Selain dapat meningkatkan ekonomi keluarga, pemanfaatan pekarangan tersebut juga akan mendukung keanekaragaman pangan dalam keluarga.
"Sehingga secara tidak langsung juga mendukung program pemerintah yakni program diversifikasi pangan atau penganekaragaman pangan," kata dia.
Ia menjelaskan, dengan diversifikasi atau jenis makanan yang beragam, maka akan membuat makanan keluarga lebih bergizi. Selain itu, juga dapat menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar dari non-beras.
Seperti ubi kayu dapat diolah menjadi tepung cassava yang dari segi ekonomi memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan ubi kayu saat tidak diolah. Dimana, ubi kayu hanya berharga sekitar Rp500 hingga Rp1.000 per kilogramnya, namun jika diolah menjadi tepung harga bisa puluhan kali lipat.
Selain itu, lanjutnya, ibu-ibu rumah tangga juga dapat mengolah ubi kayu tersebut menjadi makanan lain yang lebih menarik dan bernilai ekonomi, seperti roti, keripik dan lainnya. Hal ini dapat dipelajari oleh para ibu rumah tangga melalui kegiatan PKK yang ada di desa atau kelurahan masing-masing.
Ia menambahkan, pemanfaatan pekarangan juga dapat mendukung rencana surplus beras di Kabupaten Madiun melalui penganekaragaman pangan. Sebab dengan program tersebut, ditargetkan akan terjadi penurunan konsumsi beras atau efisiensi beras hingga 10.000 ton per tahun atau senilai Rp60 miliar.
Sebagai pengganti beras, masyarakat bisa memakan ubi kayu, ubi jalar, jagung, sayur, buah, ataupun ikan tawar yang ditanam dan dibudidayakan di pekarangan rumah.
"Karena itu, kami dengan menggandeng dinas dan lembaga terkait, terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar bersedia memanfaatkan pekarangannya dengan baik. Sosialisasi dilakukan hingga tingkat desa dengan melibatkan petugas kelurahan dan juga kecamatan," tambahnya.
Adapun komoditas yang dapat dikembangkan di pekarangan rumah antara lain, ubi kayu, ubi jalar, jagung, buah-buahan, dan ikan air tawar dengan sistem kolam terpal. (*)