Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengusulkan pendanaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memperbaiki trotoar sepanjang 110 kilometer yang kini kondisinya sudah rusak dan memprihatinkan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung Dwi Hari Subagyo, Kamis, mengatakan mayoritas trotoar di wilayahnya rusak berat dan memerlukan pembangunan ulang secara bertahap.
"Panjang total trotoar di Tulungagung mencapai 110 kilometer, dengan rincian 35 kilometer di sisi kanan dan 75 kilometer di sisi kiri jalan. Sebagian besar sudah rusak parah," katanya.
Salah satu ruas trotoar di Jalan Diponegoro bahkan belum pernah diperbaiki sejak dibangun pada 2009.
Ia menyebut pihaknya sempat menyusun rencana pembangunan trotoar termasuk saluran air di Jalan Ahmad Yani Timur sekitar Polres Tulungagung dengan nilai proyek sekitar Rp7,5 miliar.
Namun, rencana itu batal karena anggaran terkena refocusing saat pandemi COVID-19.
"Tahun 2022 hingga 2024 kami fokus memperbaiki jalan. Tahun ini juga anggaran kembali direalokasi untuk jalan," ujarnya.
Menurut dia, perbaikan trotoar tidak bisa ditunda karena beberapa titik membahayakan pejalan kaki.
Selain itu, banyak gorong-gorong di bawah trotoar di kawasan perkotaan yang sudah menyempit atau rusak, sehingga rawan banjir saat hujan deras.
"Trotoar dan gorong-gorong harus diperbaiki sekaligus. Tidak efektif jika hanya ditambal. Harus dibangun ulang," katanya.
Dinas PUPR, lanjut dia, sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan melalui program CSR agar perbaikan trotoar bisa segera dilaksanakan, dimulai dari lokasi prioritas.
Jika disetujui Bupati, pihaknya akan mengajukan proposal ke perusahaan lokal.
Dana CSR rencananya akan dialokasikan untuk pembangunan trotoar model smart undercity dan perbaikan trotoar lainnya.
"CSR tidak bisa digunakan untuk infrastruktur jalan, tapi bisa untuk trotoar. Ini yang sedang kami dorong," ujarnya.*