Jakarta (ANTARA) - Jakarta sebagai pusat kota Indonesia, menyimpan banyak cerita sejarah, budaya, dan kehidupan urban yang menarik untuk dijelajahi.
Salah satu cara terbaik untuk mengenal Jakarta lebih dekat adalah melalui walking tour, sebuah konsep tur jalan kaki yang semakin populer di kota metropolitan ini.
Jakarta Good Guide (JGG) adalah salah satu komunitas yang menyediakan walking tour dengan konsep unik dan edukatif.
JGG pertama kali dibentuk oleh Farid Mardhiyanto dan Candha Adwitiyo pada tahun 2014.
Keduanya bertemu dari pelatihan pramuwisata berlisensi yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI.

Mereka ingin lebih mengenalkan sejarah kota dengan cara yang menyenangkan yakni berjalan kaki. Adapun ide ini terinspirasi dari luar negeri dimana terdapat banyak tur jalan kaki.
Berawal dari keinginan mereka untuk memperkenalkan Jakarta dengan cara yang lebih interaktif. Ditekankan bahwa Jakarta bukan hanya pusat perbelanjaan (mal), namun punya cerita unik di setiap sudutnya.
Komunitas ini berkembang dari hanya dua orang hingga kini memiliki sekitar 20 pemandu wisata. Dalam proses perekrutan pemandu wisata, JGG tidak serta-merta membuka pendaftaran.
Menurut salah satu pemandu JGG, Pram atau akrab disapa Pampam, syarat utama untuk menjadi pemandu adalah membangun hubungan dengan komunitas terlebih dahulu, mengikuti tur, dan mengenal anggota lainnya.
Selain itu, calon pemandu juga mengikuti pelatihan yang diadakan setiap tahun untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang sejarah dan cara penyampaian informasi kepada peserta.
Konsep walking tour
Cukup hanya dengan mendaftar melalui tautan (link) di Instagram @jktgoodguide, nantinya bagi yang tertarik ke rute tersedia akan terhubung ke email masing-masing.
Pada H-1 peserta akan dikirimkan email untuk bertemu di titik kumpul lengkap dengan imbauan membawa payung ataupun jas hujan untuk mengantisipasi cuaca.
Walking tour yang diadakan oleh JGG memiliki konsep pay as your wish atau "bayar seikhlasnya," yakni peserta bisa memberikan donasi sesuai dengan kemampuan mereka.
Konsep ini diadaptasi dari berbagai negara lain dan diterapkan di Jakarta untuk menarik lebih banyak warga lokal agar tertarik mengenal kotanya sendiri.
Selama periode Januari hingga Juni 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat sebanyak 39,80 juta wisatawan nusantara mengunjungi Jakarta. Kunjungan wisatawan lokal ini meningkat 32,36 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 30,07 juta.
Adapun proporsi wisatawan nusantara berdasarkan tujuan, tertinggi sebesar 27,10 persen ke wilayah Jakarta Selatan. Selanjutnya, Jakarta Pusat 21,50 persen, Jakarta Timur 19,30 persen, Jakarta Barat 16,03 persen, Jakarta Utara 15,58 persen dan terakhir Kepulauan Seribu hanya 0,49 persen.
Selain untuk menarik lebih banyak warga lokal, walking tour juga bertujuan untuk mengajak masyarakat lebih banyak berjalan kaki, mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, serta meningkatkan kesadaran terhadap sejarah dan budaya Jakarta.
Dalam tur ini, peserta tidak hanya mendapatkan informasi sejarah, tetapi juga diperkenalkan dengan berbagai aspek kehidupan di Jakarta, termasuk kuliner lokal dan perkembangan urban.
JGG menawarkan berbagai rute menarik yang dapat diikuti oleh peserta. Pertama, ada rute Chinatown yang membawa peserta menjelajahi kawasan Pecinan di Jakarta dengan berbagai cerita sejarah dan kuliner khas.
Kemudian, Sunda Kelapa yakni mengajak peserta mengunjungi pelabuhan tua yang menjadi saksi sejarah perdagangan di Jakarta. Ada juga Weltevreden, yakni rute sejarah yang banyak diminati karena menyajikan kisah menarik tentang arsitektur dan kolonialisme di Jakarta. Lalu, Passer Meester yakni rute yang berfokus pada pasar tradisional dan jajanan khas Jakarta yang sedang viral.
Rute-rute baru juga terus bertambah, termasuk rute Kebon Kacang, Kampung Bali dan Blok I yang baru saja diperkenalkan tahun ini.
JGG saat ini memiliki sekitar 72 rute yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya, termasuk rute museum dan kawasan budaya.
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap walking tour, JGG telah memperluas jangkauannya ke beberapa kota lain seperti Bandung, Yogyakarta, Malang, Medan, dan Palembang.
Meskipun semakin populer, walking tour di Jakarta memiliki tantangannya sendiri. Salah satunya adalah peserta yang membatalkan kehadiran secara mendadak, sehingga pemandu harus menyesuaikan kembali perjalanan.
Selain itu, JGG juga memilih untuk tetap independen tanpa keterikatan langsung dengan pemerintah, meskipun mereka sering bekerja sama dalam acara-acara tertentu.
Mengenal kehidupan urban lebih dalam
Walking tour bukan hanya tentang menjelajah kota, tetapi juga tentang mengenal sejarah, budaya, dan kehidupan urban secara lebih mendalam.
Mengenal Jakarta dengan berjalan kaki bersama orang lain, baik teman maupun orang tak dikenal, bisa jadi meninggalkan kesan yang menarik, unik dan personal.
Di satu sisi, berjalan kaki memungkinkan kita untuk benar-benar merasakan atmosfer kota dengan melihat arsitektur lebih dekat, mencium aroma makanan dari warung kaki lima, dan berinteraksi langsung dengan kehidupan sehari-hari warga.
Ada banyak detail kecil yang sering terlewatkan jika kita hanya melewati tempat-tempat itu dengan kendaraan.
Di sisi lain, melakukannya bersama orang lain, terutama orang asing, bisa menambah pengalaman sosial yang berbeda.
Ada kesempatan untuk bertukar cerita, belajar perspektif baru, atau bahkan menemukan teman baru dengan minat yang sama.
Kadang, percakapan dengan orang yang sebelumnya tidak kita kenal bisa memberikan wawasan yang tidak terduga.
Selain memberikan pengalaman unik bagi wisatawan, Walking tour juga memberikan manfaat bagi UMKM; meskipun JGG tidak mengambil komisi dari tempat-tempat yang mereka kunjungi, tur ini secara tidak langsung membantu mempromosikan usaha kecil di Jakarta.