Pemkab Madiun Imbau Petani Tanam Palawija
Kamis, 12 Juli 2012 17:31 WIB
Madiun - Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur, mengimbau kepada petani di wilayahnya untuk menanam palawija pada musim tanam MK II yang bertepatan dengan musim kering, guna menghindari kerugian.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Madiun Budi Tjahyono, Kamis mengatakan, perubahan pola tanam harus dilakukan oleh petani untuk menekan kerugian. Jika biasanya menanam padi maka harus diselingi dengan menanam varietas tanaman yang tahan kering selama musim kering.
"Petani memang disarankan untuk menanam palawija selama MK II ini yang bersamaan dengan musim kering. Ini dilakukan agar ancaman kerugian petani karena sawah puso dapat dicegah," ujar Budi yang juga Plt Dinas Pertanian Kabupaten Madiun.
Menurut dia, sekarang ini para petani sudah memiliki kesadaran dengan kondisi pengairan saat musim kering. Sehingga mereka tidak memaksakan diri menanam padi namun mulai beralih ke tanaman palawija.
Terbatasnya pengairan selama musim kering telah membuat lahan sawah di wilayah Kabupaten Madiun menyusut hingga 50 persen. Jika selama musim hujan lahan sawah bisa mencapai 32.000 hektare, namun kini diperkirakan hanya seluas 15.000 hektare saja.
"Untuk mendukung sistem pengairan sawah, Pemkab Madiun akan memaksimalkan sejumlah waduk yang ada di wilayahnya. Selain itu, juga memaksimalkan sumur pompa dalam bantuan pemerintah dan juga sumur pantek yang dimiliki oleh petani sendiri," terang dia.
Di samping itu, diharapkan petani jeli dalam melihat situasi dan iklim yang ada. Ini dapat dilakukan dengan melihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
Meski demikian, pihaknya mengaku tidak dapat memaksa jika petani tetap ingin menanam padi saat musim kering seperti ini. Sebab, hal itu merupakan kemauan dari petani sendiri. Pihak dinas pertanian hanya memberikan anjuran, disamping langkah-langkah lain untuk antisipasi mengurangi kerugian akibat kekeringan.
"Bisa saja petani nekat menanam padi hibrida yang memiliki usia panen lebih pendek, yakni hanya 85 hari. Namun, tetap saja varietas tanaman tang paling tepat selama musim kering adalah palawija," tambahnya.
Menanggapi tentang banyaknya petani yang memanfaatkan dasar sejumlah waduk yang kering untuk lahan persawahan, Budi mengaku tidak bisa mencegahnya. Seperti terjadi di Waduk Notopuro di Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.
"Itu tidak apa-apa dilakukan. Mereka hanya memanfaatkan lahan subur yang kosong untuk pemenuhan pangan mereka. Saya yakin petani cukup tahu risikonya. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat mengurangi pengangguran," kata Budi.(*)