PMI Kota Malang Belum Miliki "Cooling Room"
Sabtu, 16 Juni 2012 19:35 WIB
Malang - Palang Merah Indonesia Kota Malang, Jawa Timur, hingga saat ini masih belum memiliki "cooling room" (ruang pendingin) untuk menjaga kualitas stok darah sehingga tidak rusak ketika memberikannya kepada pasien.
Ketua PMI Kota Malang bambang Priyo Utomo, Sabtu, mengakui keberadaan ruang pendingin darah tersebut cukup mendesak karena stok darah di daerah itu rata-rata penyimpanannya hingga satu bulan.
"Apalagi PMI di daerah ini juga belum memiliki pusat bank darah sehingga ruang pendingin ini sangat perlu. Darah dari donor rata-rata hanya mampu bertahan hingga 35 hari sehingga harus berada di ruangan khusus (cooling room)," katanya menegaskan.
Bank darah di Malang, kata dia, baru ada di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) dan Rumah Sakit Tentara (RST) Soepraoen Malang. Oleh karena itu, keberadaan bank darah maupun ruang pendingin di area PMI Kota Malang cukup mendesak.
Menurut Wakil Wali Kota Malang itu, anggaran untuk membangun ruang pendingin sekaligus bank darah tersebut sekitar Rp300 juta meski sebenarnya bank darah yang terbaik adalah di dalam tubuh manusia.
Ia mengemukakan tingginya animo masyarakat untuk menyumbangkan darahnya di PMI Kota Malang juga memicu percepatan pembangunan bank darah dan ruang pendingin tersebut sebab darah dari donor (penderma) itu harus melalui pengawetan sebelum mendistribusikan pada yang membutuhkan (pasien).
Apalagi, lanjut dia, setiap menjelang Ramadan PMI setempat selalu meningkatkan event donor darah di sejumlah instansi swasta maupun pemerintah serta perguruan tinggi sebagai antisipasi stok agar kebutuhan selama bulan puasa tetap tercukupi.
"Kebutuhan darah untuk pasien di RSSA Malang saja rata-rata mencapai 75--100 labu per hari. Jumlah tersebut belum untuk memenuhi kebutuhan di poliklinik, puskesmas, rumah sakit lain, termasuk yang ada di luar Malang," ujarnya. (*)