Jakarta - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Kamis, memberangkatkan 101 TKI perawat pasien (nurse/kangoshi) dan perawat jompo (careworker/kaigofukushishi) ke Jepang. Pelepasan mereka berlangsung di kediaman dinas Dubes Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori dan dihadiri Deputi Kerja Sama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI Endang Sulistyaningsih, Dirjen Binapenta Kemenakertrans Reyna Usman, dan Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI Haposan Saragih di Jakarta pada Rabu (16/5). Penempatan TKI perawat ke Jepang merupakan program kerja sama antara pemerintah RI dan Jepang (government to government) sejak 2008. Endang menyebutkan pada 2008, pemerintah RI melalui BNP2TKI menempatkan 208 TKI ke Jepang terdiri atas 104 perawat pasien dan 104 perawat jompo, pada 2009 ditempatkan 362 orang terdiri atas 173 perawat pasien dan 189 perawat jompo. Pada 2010, pemerintah menempatkan 116 TKI ke Jepang terdiri atas 39 perawat pasien dan 77 perawat jompo, pada 2011 105 orang terdiri atas 47 perawat pasien dan 58 perawat jompo, dan pada 2012 101 orang terdiri atas 29 perawat pasien dan 72 perawat jompo sehingga total sebanyak 892 orang. Program kerja sama "G to G" dilakukan berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BNP2TKI atas nama pemerintah Indonesia dengan JICWELS (Japan International Corporation for Welfare Services) di Jakarta, pada Mei 2008, untuk menempatkan 1.000 TKI perawat. Program tersebut menindaklanjuti kesepakatan Indonesia-Jepang Economic Partnership (IJEPA) yang telah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat itu di Tokyo, Jepang pada November 2006. Endang mengatakan 101 TKI perawat itu merupakan peserta yang sebelumnya telah menjalani pelatihan Bahasa Jepang selama enam bulan di Indonesia dan telah pula dinyatakan "matching" (sesuai kebutuhan) para pengguna yakni pihak rumah sakit dan panti jompo dari Jepang. Ia menjelaskan program penerimaan TKI perawat ke Jepang untuk 2012 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Calon TKI yang telah menjalani pelatihan Bahasa Jepang selama enam bulan di Indonesia tidak otomatis dapat bekerja di Jepang tetapi harus menjalani lulus uji "matching" yang dilakukan para calon pengguna dari Jepang. Endang menyebutkan setelah mereka tiba di Jepang, akan menjalani pelatihan Bahasa Jepang lagi selama enam bulan sebelum bekerja pada para pengguna di berbagai rumah sakit dan panti jompo.(*)
Berita Terkait
Antara Natal, tahun baru, dan kebersamaan di saat sulit
25 Desember 2025 15:14
Dewas ANTARA harap kinerja Biro Jatim terus tumbuh
17 Desember 2025 19:30
ANTARA terima penghargaan peran penyebaran informasi Kumham Imipas
17 Desember 2025 13:59
Konjen RRT-ANTARA Jatim masifkan penyebaran informasi positif dua negara
16 Desember 2025 19:45
DPR nilai pemberitaan ANTARA masih menjadi tolok ukur
16 Desember 2025 19:02
Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim: ANTARA miliki karakter yang berbeda
16 Desember 2025 18:16
Ketua Dewas ANTARA: Kantor berita bertanggung jawab tangkal hoaks
16 Desember 2025 18:00
Kadis Kominfo Jatim apresiasi peran ANTARA jaga kualitas informasi
16 Desember 2025 17:02
