Blitar - Seorang peserta ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) di Kabupaten Blitar, Wit Tutur (14) terpaksa mengerjakan soal ujian menggunakan kakinya, karena tidak mempunyai dua tangan. Wit yang ditemui setelah ujian mengaku tetap semangat mengerjakan soal-soal ujian. Walaupun agak kesulitan, karena tidak mempunyai dua tangan, ia tidak patah semangat karena ingin mengejar cita-citanya. "Walaupun saya cacat, tapi saya tidak boleh patah semangat. Saya ingin menjadi dokter, agar bisa menolong anak-anak lain yang juga cacat," ucapnya. Wit yang merupakan anak pasangan Kholil (40) dan Hanisa (32) asal Desa Kalipucung, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar itu memang diketahui cacat sejak lahir. Pelajar asal SD Luar Biasa BCD Ngudihayu, Desa Togogan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar itu juga terus mengerjakan soal ujian. Sebenarnya di sekolah itu ada empat anak yang harusnya mengikuti ujian. Namun, saat ujian berlangsung, tiga temannya ternyata tidak ikut UASBN. Mereka hanya mengikuti sekolah dan ujian saja, namun tidak ikut UASBN. Sementara itu, guru pembimbing di sekolah itu, Sri Muntamah mengaku sebelumnya memang sudah memberikan persiapan bagi anak didiknya untuk mengerjakan soal UASBN. Ia berharap, anak didiknya bisa lulus sekolah dan bisa mencapai cita-citanya. "Kami memberikan tambahan jam pelajaran sekolah bagi anak-anak, agar saat mengerjakan soal ujian mereka siap. Kami berharap, semua yang ikut ujian bisa lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi," ucapnya. Ia juga berharap, Wit bisa masuk ke sekolah umum. Pada dasarnya, Wit anak yang cerdas. Ia hanya mengalami cacat fisik, tapi ia masih mampu berpikir seperti anak normal pada umumnya. Jumlah peserta UASBN di Kabupaten Blitar pada tahun ajaran 2011/2012 cukup banyak. Ada 911 sekolah penyelenggara yang mengikuti ujian tahun ini, dimana ada 694 SD, 18 SD swasta, 14 madrasah ibtidaiyah negeri (MIN), 180 madrasah ibitdaiyah swasta (MIS), dan sisanya lima sekolah adalah SDLB. Pada tahun ini, ada sebanyak 17.749 siswa yang mengikuti ujian baik SD/MI negeri dan swasta. Dari jumlah peserta itu, mereka akan mengikuti ujian di 1.302 ruangan di sekolah yang ada di seluruh kabupaten. (*)
Berita Terkait
SMA di Tulungagung gelar UASBN berbasis komputer dan android
6 Maret 2019 17:43
Disdik Bangkalan Anggarkan UASBN-SD Rp860 Juta
24 April 2018 20:47
Mojokerto-Sidoarjo Sisihkan Surabaya dalam UASBN Se-Jatim
14 Juni 2012 21:50
Siswa Penderita Tumor Tetap Ikuti UASBN
9 Mei 2012 10:28
UASBN Kota Malang Diikuti 29 Siswa ABK
8 Mei 2012 15:44
Anggota Komisi X Tinjau UASBN SDLB
8 Mei 2012 15:29
UASBN di Teras Rumah
8 Mei 2012 13:46
13 Siswa SD Penghuni Lapas Ikuti UASBN
7 Mei 2012 19:50
