Malang Raya (ANTARA) - Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Ahmad Hakim Jayli meraih gelar doktor ilmu lingkungan di Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya (UB), Rabu.
Dalam sidang ujian promosi terbuka di Universitas Brawijaya, Ahmad Hakim Jayli mempresentasikan disertasi berjudul "Konsep Pariwisata Halal untuk Konservasi Lingkungan dan Pengembangan Industri Berkelanjutan di Indonesia".
"Karena halal merupakan bagian dari nilai Islam, maka atribusi pada halal tourism semestinya tidak boleh melanggar prinsip Islam tentang tugas manusia sebagai khalifah pelestarian bumi dan lingkungan," katanya.
Menurut dia, pariwisata halal merupakan layanan yang mencerminkan nilai etika keagamaan, sehingga harus terus dibangun agar tetap mampu berkontribusi pada upaya pelestarian dan pencegahan kerusakan lingkungan.
"Ada kesenjangan antara aspek ekonomi pariwisata dan aspek pelestarian lingkungan, sebagaimana terjadi pada praktik pariwisata massal selama ini," ujar pria yang menjadi doktor ke-361 Universitas Brawijaya itu.
Oleh karena itu, ia mengajukan kerangka nilai etika green halal sebagai kerangka spiritual yang bisa diinternalisasi dalam kerangka konsep pariwisata ramah Muslim.
Kerangka spiritual yang dimaksud adalah motivasi keislaman sebagai dimensi ketauhidan, faithbased needs and services sebagai dimensi syariat, dan islamic teachings sebagai dimensi akhlak.
"Nilai etika green halal merupakan pengembangan dari konsep besar pariwisata berkelanjutan yang mensyaratkan adanya keterpaduan antara aspek sosial melalui keterlibatan masyarakat lokal, aspek ekonomi melalui penerapan ekonomi hijau dan kesadaran berlingkungan melalui penggalian nilai etika Islam tentang lingkungan," ucapnya.
Sebagai penelitian dengan pendekatan kualitatif dan multi disiplin, Hakim mengajukan penerapan green halal tourism di kawasan Wisata Tretes dan sekitarnya.
Kawasan Wisata Tretes sebagai destinasi wisata warisan Hindia Belanda saat ini mengalami penurunan popularitas, di antaranya akibat stigma prostitusi terselubung dan kurangnya infrastruktur dan promosi.
Namun, kata dia, kawasan Tretes memiliki banyak kelebihan atraksi natural, kultural, sosial dan bangunan yang menawarkan wisata alam, cuaca dan lingkungan pegunungan.
Ia mengingatkan pengembangan pariwisata harus mengacu pada prinsip green halal tourism menggunakan green design dan berorientasi pada pengembangan kawasan industri ekowisata.
"Bila di masa lalu, Tretes dikenal oleh masyarakat Eropa Belanda sebagai tujuan pelesiran unggulan, maka saat ini Tretes bisa ditawarkan sebagai salah satu destinasi pariwisata halal dunia di Indonesia yang memiliki banyak peminat, khususnya wisatawan dari Timur Tengah," katanya.