Bahasa Mandarin Masuk Kurikulum Sekolah di Lamongan
Kamis, 26 April 2012 20:28 WIB
Lamongan - Mata pelajaran Bahasa Mandarin kini telah menjadi salah satu kurikulum yang diajarkan secara mandiri pada sejumlah sekolah dasar hingga lanjutan atas di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Asisten I Tata Praja Kabupaten Lamongan Luluk Humam ketika menerima kunjungan kerja Komisi A DPRD Sumenep di Lamongan, Kamis, menjelaskan, program Bahasa Mandarin sudah mulai diujicobakan pada 2007.
Bupati Lamongan saat itu, Masfuk, mengeluarkan sebuah Peraturan Bupati Nomor 16 tahun 2007 tentang pengajaran Bahasa Mandarin pada sekolah lanjutan tingkat atas atau SMA.
"Sekolah yang menjadi 'pilot project' pertama kali untuk penerapan program itu adalah SMAN 1 dan 2 Lamongan, serta SMAN 1 Paciran," katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis Bagian Humas dan Protokol Pemkab Lamongan.
Untuk pelaksanaan proyek percontohan tersebut, Pemkab Lamongan menyuntikkan dana Rp150 juta melalui APBD kepada ketiga sekolah itu.
Setahun berikutnya, lanjut Humam, dana yang dikucurkan pemkab hanya Rp40 juta dengan harapan program Bahasa Mandarin itu bisa menjadi proyek mandiri.
"Namun, pada 2009, proyek itu dikembangkan pada empat sekolah dan pemkab mengucurkan dana Rp100 juta," tambahnya.
Menurut Humam, program itu akhirnya berhasil diterapkan secara mandiri tanpa suntikan dana dari pemkab, dan saat ini sudah berkembang di banyak sekolah mulai tingkat SD hingga SMA.
"Beberapa sekolah yang menerapkan program ini secara mandiri, antara lain SMAN 1 Sukodadi dan Babat, SMPN 1 Lamongan dan enam SD negeri," katanya.
Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Sumenep Titik Suryati mengemukakan, pihaknya ingin menambah referensi dari Pemkab Lamongan soal penerapan program Bahasa Mandarin di sekolah, karena ingin mengembangkan hal serupa di wilayahnya.
"Abad ke-21 ini ditandai dengan maraknya kebutuhan untuk menggunakan Bahasa Mandarin, terutama sebagai bekal kompetensi warga kami untuk berkomunikasi dengan mitra dagang dari China," katanya.
Ia mengakui bahwa China telah menjadi kekuatan baru di bidang ekonomi pada era globalisasi saat ini, dan telah menguasai pasar dalam negeri, baik dalam skala kecil maupun besar. (*)